Membuat Citra Baik di Media Digital

Thursday, 14 October 21 Venue
PALM PARK Hotel & Convention Surabaya

Netizen Indonesia boleh dibilang kompak tetapi dalam urusan menyerang akun media sosial seseorang yang mereka anggap menjadi musuh bersama. Musuh-musuh bersama itu bukan hanya di kehidupannya nyata tetapi menjadi seseorang yang menyebalkan di sinetron atau drama luar negeri.

“Ini sangat disayangkan sebab sesuatu yang sebenarnya tidak real bahkan niat menghibur malah dibawa ke ranah yang serius,” kata Stefani Anggraini, Beauty & Makeup Influencer dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (12/10/2021). “Kita tidak pernah tahu bagaimana dampak yang dialami oleh aktris yang dikatakan menjadi musuh bersama masyarakat ini,” tambah dia.

Stefani mengatakan, mengapa harus bijak di media digital? Ruang digital yang tiada batas ini, kata dia,  memungkinkan siapapun dari belahan dunia manapun berkomunikasi dan berinteraksi. “Meskipun tidak membawa nama negara tapi kita sebagai warga negara Indonesia otomatis membawa Citra Indonesia di mata dunia saat berada di ruang digital.”

BACA JUGA:   Memproteksi Perangkat dan Identitas Digital

Maka, lanjut dia, jika etika kita buruk kita bisa merusak citra satu negara. “Dan nyatanya memang itu kejadian. Ada satu survei yang menyebut netizen Indonesia menjadi yang paling tidak sopan se-Asia Tenggara. Hasil dari laporan digital civility index tahun 2020.”

Selain mempengaruhi citra negara, Stefani mengatakan, citra diri sendiri pun akan timbul dari unggahan di media sosial. “Memang sebenarnya hak kita untuk mengunggah apapun karena itu akun media sosial kita. Tapi tentunya kita juga harus bisa memikirkan diri kita sendiri di masa mendatang, orang akan menilai kita dari unggahan kita,” kata dia.

Menurut Stefani, akan ada citra yang timbul mungkin saja buruk itu akibat dari posting-an kita. Mereka yang sering mengunggah makian cacian atau juga berkomentar yang tidak pantas. “Citra lain mungkin dapat membuat kita terlihat menyedihkan karena kita selalu sering mengeluh.”

BACA JUGA:   Begini Perilaku yang Termasuk Bullying

Sementara citra positif, kata dia, seperti kita menjadi seorang yang bersemangat optimistis tentu menjadi lebih baik di mata orang. “Mungkin kita selalu membagikan kata-kata mutiara atau memberikan semangat kepada orang lain tentu membuat orang lain juga menjadi semangat dan memiliki pandangan yang positif terhadap kita.”

Menurut dia, itulah yang dinamakan jejak digital yang harus dibangun sekarang untuk masa depan diri sendiri. “Jadi, bijak bermedia digital bukan hanya untuk menghargai orang lain, membuat citra baik untuk negara tetapi untuk masa depan diri sendiri,” kata Stefani.

BACA JUGA:   Memahami Aplikasi Pembelajaran Jarak Jauh

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).