Saat ini YouTuber menjadi salah satu profesi yang paling populer. Sejumlah YouTuber terkenal dengan jutaan subscribers berhasil menerima revenue hingga ratusan juta rupiah perbulannya.
“Siapa yang tak tertarik menjadi vlogger atau YouTuber di zaman semua orang akses video melalui platform YouTube,” kata Shinta Putri, saat menjadi Key Opinion Leader, dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kota Kediri, Jawa Timur, Senin (2/8/2021).
Menurut dia, profesi menjadi konten kreator begitu hype bagi kalangan anak muda milenial tahun 2000-an. “Sehingga tidak ada yang terlambat untuk memulai menjalankan channel YouTube pribadi, orangtua pun bisa menjalankannya.”
Shinta mengatakan, sebelum mencoba membuka channel YouTube, ada beberapa hal yang bisa dipersiapkan untuk membuat konten YouTube untuk pemula, di antaranya:
- Kenali audiens.
Sebelum langsung terjun membuat konten, hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari tahu target audiens. Jika sudah pernah meng-upload video di channel Anda, maka bisa melihat analytics dari YouTube tentang data audiens yang menonton video tersebut. Mulai dari gender, umur, hingga negara asal. Anda juga bisa melihat komentar dari para viewers soal konten video seperti apa yang ingin ditonton. Jika memang Anda baru ingin bekerja sebagai YouTuber, tetapkan terlebih dahulu tema channel Anda. Apapun itu, analisis lagi target audiens dari setiap tema yang ingin diangkat.
- Pakai judul dan thumbnail yang buat orang penasaran.
Anda pasti pernah dengar istilah clickbait. Nah, clickbait ini sebetulnya perlu, tetapi harus digunakan dengan hati-hati. Jangan sampai judulnya tidak sesuai dengan isi video, nanti penonton malah kecewa dan dislike video. Pertama-tama, cari keywords yang sedang trending untuk nanti disisipkan di bagian judul dan deskripsi video. Gunakan Google Keyword Planner dan Google Trends untuk membantu. Pastikan juga judul video tidak terlalu panjang. Anda bebas menggunakan capslock bila ingin judul yang terkesan lebih meriah.
- Pakai hashtag biar video semakin trending.
Hashtag tidak hanya dipakai di media sosial seperti Instagram dan Twitter, tetapi juga penting sekali untuk menaikkan views video di YouTube. Banyak orang yang suka mengabaikan tahap ini dalam membuat konten YouTube, padahal video menggunakan hashtag yang tepat akan memuncaki kolom pencarian. Caranya juga mudah, Anda bisa memasukkan hingga 40 hashtag sekaligus di bagian terbawah deskripsi video. Gunakan keywords yang sudah Anda cari sebelumnya yang memiliki search volume tinggi.
- Masukkan link video terdahulu ke dalam video baru.
Cara ini hanya berlaku bagi yang sudah pernah membuat konten YouTube. Anggap saja ini cara mempromosikan video-video sebelumnya yang sudah di-upload. Anda bisa memasukkan link video terdahulu di bagian kanan atas video saat video tengah berjalan, cukup dengan edit video ketika akan di-upload di YouTube. Masukkan link ketika video sedang membahas konten atau topik yang berhubungan dengan video sebelumnya. Anda juga bisa memasukkan link video ke bagian deskripsi video.
- Atur jadwal upload video.
Satu lagi yang tidak boleh dilupakan, yakni jadwal upload video ke YouTube. Selain untuk meningkatkan jumlah viewers, cara ini juga penting dilakukan supaya tidak kewalahan harus syuting dan edit video setiap hari. Disarankan untuk meng-upload video di hari kerja karena biasanya orang lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga di akhir pekan. Jam 2 siang sampai 4 sore di hari Senin sampai Rabu dianggap menjadi waktu yang pas untuk upload video ke YouTube. Selain itu, jam 12 siang sampai 3 sore setiap hari Kamis dan Jumat juga banyak dipilih oleh YouTuber sebagai jadwal upload video.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0