Di era transformasi digital, setiap orang dapat mengakses internet dan mencari informasi yang diinginkan. Namun, tidak semua orang memiliki akses terhadap internet dan perangkat digital. Menurut Destia Widyarani, Dosen Prodi Keperawatan Universitas Bondowoso, transformasi digital yang tidak merata di kehidupan masyarakat menimbulkan kesenjangan sosial yang dipengaruhi oleh banyak hal.
Tingkatan pendapatan menjadi faktor yang mempengaruhi kesenjangan sosial di era digital. Pasalnya, orang yang memiliki pendapatan tinggi dapat dipastikan mampu untuk membeli atau membayar internet. Lanjutnya, terdapat pendidikan dan lokasi sebagai faktor kesenjangan transformasi digital.
“Pendidikan berpengaruh dalam kesenjangan transformasi digital, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka keinginan mengakses internetnya juga akan semakin tinggi. Kemudian, semakin jauh lokasi dengan perkotaan, seperti pesisir dan pedesaan. Maka, jauh lebih sulit dalam menemukan akses internet,” ujar Destia dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Selasa (29/6/2021).
Menghadapi kesenjangan tersebut, kata dia, beberapa tantangan harus dilewati. Apabila manusia ingin mengikuti transformasi digital, maka manusia juga harus ikut beradaptasi dalam menggunakan perangkat digital. Selain itu, sumber daya manusianya harus selalu berkembang agar bisa memanfaatkan transformasi digital yang ada.
Menurut Destia, pengaruh transformasi digital terhadap manusia meliputi keterampilan, organisasi, dan budaya. Pada bisnis meliputi pengalaman pelanggan, model bisnis, dan proses internal. Sedangkan, pada teknologi meliputi penyimpanan online, kecerdasan buatan, internet, analitik data, manajemen data, dan sebagainya.
“Bentuk transformasi digital dapat dibuktikan dengan saat ini kita berada di fase Society Information 4.0. Di fase ini terciptanya media sosial untuk berkomunikasi dengan orang lain yang berada di luar negeri,” ujar Destia.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0