Pelecehan Seksual di Ranah Digital, Ini Ragamnya

Wednesday, 01 September 21 Venue

Masyarakat banyak melakukan aktivitas di media sosial dibandingkan dunia nyata. Terutama di saat Pandemi Covid-19.

Menurut Artis Tetty Kadi, kedekatan dengan teknologi ini tidak selamanya membawa dampak baik. “Identitas dan data diri kita yang tersebar di internet bikin kita rentan jadi korban kejahatan, salah satunya adalah pelecehan seksual di ranah digital, yang kemudian disebut juga dengan Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO),” tuturnya dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kota Mojokerto, Jawa Timur, Selasa (31/8/2021).

Tetty mengatakan, semakin dipahami, maka akan semakin waspada dengan perilaku orang-orang di dunia virtual, juga mengantisipasi perilaku sendiri di dunia maya. Dia mengatakan, terdapat ragam pelecehan di ranah digital yang perlu diwaspadai, di antaranya:

  • Sexting (Sex-Testing)

Sexting adalah bentuk pelecehan seksual verbal yang banyak terjadi di ranah digital. Ini merupakan aktivitas mengirimkan atau mengunggah konten intim, seperti foto telanjang, atau setengah telanjang, juga pesan teks bermuatan seksual, tanpa persetujuan kedua belah pihak. Para pelaku ini biasanya banyak melancarkan aksinya di berbagai platform media sosial, termasuk platform yang mempertemukan orang asing.

  • Non-Consensual Dissemination of Intimate Images

Ini merupakan penyebaran foto, suara/audio, video, atau ujaran berisi konten seksual milik seseorang tanpa persetujuan. Salah satu bentuk yang sering didengar adalah revenge porn atau penyebaran konten intim milik seseorang sebagai bentuk balas dendam atau ancaman. Banyak pelaku yang melakukan ini dengan motif mengancam kekasihnya, mulai dari memaksa supaya tidak memutuskan hubungan sampai bujukan melakukan hal sesuai keinginan pelaku.

  • Body-Shaming

Selain menyerang aspek seksualitas, pelaku pelecehan di ranah digital kerap menyerang aspek gender. Bukan cuma di dunia nyata, di dunia virtual pun masih ada orang yang mencela dan menghujat penampilan fisik seseorang karena dinilai tak sesuai standar masyarakat. Misalnya, cewek harus bertubuh langsing, berambut panjang, dan berpenampilan feminin pakai gaun atau rok.

BACA JUGA:   Alasan Pentingnya Membentuk Personal Branding

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).