Kondisi Pandemi Covid-19 memicu lonjakan belanja online. Hal ini menyebabkan transaksi dengan dompet digital meningkat.
“Dompet digital bisa dipakai di mana saja. Bisa untuk belanja online maupun offline. Kita juga bisa bayar listik, tagihan-tagihan, bahkan bayar parkir,” ujar Ariefika Lisya, Dosen Desain Komunikasi Visual dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Senin (6/9/2021).
Dengan menggunakan dompet digital, kata Fika, maka menghindari mendapatkan uang palsu. Kemudian, transaksi cashless menggunakan dompet digital lebih praktis dan cepat, lebih higienis di masa pandemi, banyak promo di tawarkan, serta bisa melihat riwayat transaksi.
Nantinya, kata Fika, di tahun 2023 jumlah transaksi dompet digital di Indonesia diprediksi mencapai 25 miliar dollar AS. Saat ini, Bank Indonesia telah menerbitkan QRIS sebagai standar kode QR untuk melakukan pembayaran melalui semua dompet digital. QRIS ini memudahkan penjual dan pembeli dalam melakukan transaksi.
Akan tetapi, lanjut Fika, di balik kelebihan dompet digital tentu ada kekurangan. Di antaranya, merchant terbatas, terdapat biaya top up saldo, memicu perilaku konsumtif, penggunaan saldo terbatas, bergantung pada jaringan internet dan performa smartphone.
Oleh karena itu, menurut dia, dalam menggunakan dompet digital, pahami tujuan menggunakannya. Apakah untuk mendapatkan promo, investasi, atau lebih praktis dan sebagainya. Pahami juga risiko dan konsekuensi menggunakan dompet digital dengan membaca kebijakan, aturan, dan semacamnya. Kemudian, agar aman gunakan PIN yang sulit untuk ditebak, serta bijak dalam menggunakan dompet digital.
“Penggunaan dompet digital berkaitan dengan literasi digital. Jadi pahami fitur-fitur yang ada, seperti cara mendaftar, membayar, pengisian, penarikan dana, dan sebagainya,” kata Fika.
Berdasarkan data Bank Indonesia, saat ini terdapat 38 dompet digital yang telah memiliki lisensi resmi. Contoh dompet digital di Indonesia antara lain, Gopay, OVO, Dana, Shopeepay, Link Aja, Jenius, Doku, Paypal, dan lainnya.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0