Ragam Risiko Berbelanja Online

Friday, 09 July 21 Venue

Pertumbuhan sektor marketplace di Indonesia tahun ini sangat pesat. Tinjauan big data yang ditertibkan Badan Pusat Statistik (BPS) mengestimasi sektor e-commerce Indonesia di bulan April 2020 menjual 10.7x lebih banyak barang dibandingkan Januari 2020. Survey badan tersebut juga menunjukkan, 9 dari 10 orang akan memilih untuk belanja online di tahun 2020.

“Memang berbelanja di marketplace adalah salah satu kegiatan yang sangat memudahkan kita dalam mendapatkan barang-barang yang kita butuhkan,” kata Eka Rini Widya Astuti, Ketua Program Studi S1 Desain Komunikasi Visual ITSNU Pasuruan, dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Kamis (8/7/2021).

BACA JUGA:   Berhati-hati dengan Rekam Jejak Digital

Namun, Rini mengatakan, berbelanja online juga memiliki ragam risiko seperti penipuan pada toko online yang tidak terpercaya, pencurian data saat pembayaran menggunakan koneksi Wi-Fi public, maraknya toko online, website, dan email penawaran produk palsu, dan menerima barang yang tidak sesuai dengan deskripsi pada iklan. “Aktivitas belanja online juga bisa mengancam keamanan jika tidak dilakukan secara hati-hati,” kata dia.

Agar terhindar dari hal-hal yang tak diinginkan, lanjut Rini, beberapa tips penting bisa diterapkan. “Cari tahu reputasi penjual, cek ulasan produk, baca deskripsi produk, cermati syarat dan ketentuan, hindari transfer langsung, simpan bukti pembayaran, pastikan keamanan perangkat, apakah harganya masuk akal, dan cek paket dan hilangkan jejak data,” tuturnya.

BACA JUGA:   Ilmu ‘Hipnotis’ Copywriting

Memastikan langkah-langkah dalam berbelanja online, kata Rini, penting dilakukan. Dengan mengikutinya, hal-hal yang tidak diinginkan bisa dihindari demi kenyamanan dan keamanan bertransaksi secara daring.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

BACA JUGA:   Mengembangkan Konten di Ruang Digital

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).