Saat ini, dalam kehidupan berkeluarga, produk-produk gawai dan alat komunikasi lain sudah menjadi benda wajib. Orangtua, kata Muzakki, Dosen Universitas Wijaya Putra, tak ragu membekali anak dengan berbagai perangkat komunikasi, seperti smartphone atau komputer tablet.
“Tepatnya anak bisa dikenalkan dengan teknologi, semua tergantung pada lingkungan sekitarnya. Kalau keluarga kaya akan teknologi, maka anak pun perlu dikenalkan teknologi sejak dini,” kata dia dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Jumat (05/11/2021).
Menurut Muzakki, jika kita sudah menggunakan teknologi di rumah, mau tak mau anak juga akan bertanya mengenai hal tersebut. “Dan, pada saat itulah kita harus mengenalkan teknologi padanya. Namun, dengan batasan dan aturan yang sesuai,” katanya.
Sebaliknya, menurut dia, jika orangtua tidak kenal teknologi, maka tidak perlu mengenalkan teknologi. “Jika anak telah dikenalkan dengan teknologi, anak akan menjadi individu yang kompeten dan mandiri. Yang dimaksud dengan mandiri, yaitu anak tidak akan lagi tergantung dengan orang sekitar. Bahkan, anak sudah mandiri pada usia tiga tahun,” tutur Muzakki.
Dia menambahkan, “maksud mandiri itu adalah sudah bisa pakai baju sendiri, mandi sendiri, dan sudah bisa tidur sendiri. Dan saat usia empat tahun sudah total mandiri karena tidak lagi tergantung pada orang-orang dewasa.”
Sebuah riset pada tahun 1998 mencatat. anak pra-sekolah dengan akses komputer cenderung memiliki pengetahuan umum dan kemampuan bahasa yang baik. Penggunaan komputer juga berhubungan dengan peningkatan prestasi akademis pada anak usia sekolah. Karena, kata Muzakki, teknologi sebenarnya memberi banyak manfaat untuk anak, di antaranya:
- Untuk anak usia 3-6 tahun, mereka akan terlengkapi dengan ruang belajar, yaitu menggambar dan mendesain. Dari sisi hiburan, penggunaan games, video, atau musik, akan menjadi ruang bagi anak untuk belajar secara lisan mengasah motorik dan panca inderanya.
- Untuk anak usia 6 tahun ke atas, mereka dapat menggunakan komputer untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah. Mereka juga akan belajar untuk menggunakan email, dan berbagai aplikasi chatting yang juga dapat meningkatkan verbal skill anak.
Muzakki mengatakan, “anda tidak perlu takut apabila ingin memperkenalkan teknologi pada anak. Karena, kebutuhan teknologi menjadi bahan pembelajaran bagi mereka agar lebih terasah kemampuannya.”
Orangtua, tambah dia, tak perlu takut anak hanya akan terpaku pada gawai atau mengalami kecanduan yang membuat mereka malas belajar. “Semuanya tergantung pada cara Anda memperkenalkan anak pada teknologi, dan seberapa butuh mereka terhadap teknologi,” ujar dia.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0