Pengguna media sosial harus bisa menahan diri jika memperoleh informasi yang didapat. Menurut Ve Syafina, Key Opinian Leader & Fashion Enthusiast, ketika bermain di media social (medsos), ada satu kalimat yang ditanamkannya dengan sebutan ‘berhenti sejenak’.
“Berhenti sejenak di sini adalah ketika kita menerima sebuah informasi maka kita harus berhenti dulu sejenak untuk berpikir jernih,” katanya dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Rabu (7/7/2021). “Jangan buru-buru ditelan, jangan buru-buru di-share dan juga jangan buru-buru diakui sebagai sebuah kebenaran ataupun sebagai sebuah kesalahan,” tambah dia.
Menurut Ve, perkembangan teknologi melalui dunia maya (internet) dewasa ini tidak bisa dihindari. Yang mana proses perkembangan teknologi itu kurvanya cenderung sangat cepat dan tinggi. Perspektifnya pun balance, ada hal-hal positif dan negatf.
“Teknologi seperti internet, medsos, sekarang ini bisa dikatakan menjadi pasar bebas ide. Siapa pun dengan keinginan ataupun tujuan, baik negatif dan positif bisa masuk di situ untuk memasarkan ide-ide mereka,” ujarnya. Akan menjadi persoalan serius, kata dia, jika ide yang ditawarkan itu adalah ide-ide tentang kekerasan atas nama agama, pelanggaran HAM, atau tentang terorisme dan segala macamnya. “Sementara literasi digital di masyarakat sendiri sangat pelan.”
Kehadiran teknologi dan medsos sekarang ini cenderung bebas tanpa batasan geografis, sehingga target penjualan ide-ide di pasar bebas virtual ini siapa pun bisa dapat. Namun yang menjadi masalah adalah ketika yang menjual ide itu adalah orang yang ‘ahli’ untuk mengacaukan pikiran seseorang atau keinginan negatif lainnya. Di mana mereka juga akan mempelajari psikologi para pengguna digital.
“Mereka akan melihat para netizen ini statusnya seperti apa, teman-temannya seperti apa. Jadi cara masuknya itu seperti teman biasa yang sudah akrab dengan segala macam disesuaikan dengan keinginan netizen seperti apa. Maka nanti pelan-pelan ide-ide negatif itu akan dimasukkan ke situ. Nah, itu yang menjadi persoalan,” katanya.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0