Kebutuhan akan kompetensi digital di kawasan Asia Tenggara semakin tinggi. Sejumlah pekerjaan top yang paling populer menyertakan syarat keahlian hybrid.
“Mereka yang bisa membantu perusahaan cepat bertransformasi ke era digital lebih dibutuhkan,” ujar Abdullah Umar, Pegiat Literasi Digital dan RTIK Blitar, dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kota Blitar, Jawa Timur, Senin (2/8/2021).
Dia mencontohkan, Singapura misalnya, tiga keahlian (skill) yang paling dicari perusahaan sekarang adalah blockchain, workflow automation, dan human-centred design. Ketiganya masuk dalam 10 besar daftar keahlian paling dicari di Asia. Apa yang terjadi di Singapura terjadi juga di beberapa negara Asia. Di Korea, Jepang, China, Hong Kong, Taiwan, bahkan Vietnam, juga membutuhkan skill blockchain.
Namun agak sedikit berbeda dengan Indonesia, Malaysia, dan Australia, di mana tiga besar skill yang dicari adalah Social Media Marketing, Human-Centred Design, dan Gesture Recognition Technology.
Dari laporan ini, diperkirakan pada 2022 nanti, jenis pekerjaan baru yang akan muncul akan menaruh kualifikasi skill seperti disebut di atas sebagai pertimbangan utamanya. “Industri 4.0 bukan berarti tergantikannya tenaga kerja manusia dengan sistem dan robot. Perubahan era ini sebenarnya mendorong kita untuk terus meningkatkan kompetensi dan kemampuan diri, mengikuti perkembangan zaman,” katanya.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0