Waspada Hoaks, Simak Ciri-cirinya

Saturday, 02 October 21 Venue

Perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Menurut Zainul Arifin, Owner CIO Indonesia Arts Culture, hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi.

“Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar informasi tidak benar,” kata dia dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Jumat (1/10/2021).

Kita, kata Zainul, perlu waspada terhadap konten negatif seperti hoaks. Ciri-cirinya yakni kalimat dimulai dengan judul yang heboh, berlebih-lebihan, provokatif dan diakhiri dengan tanda seru. “Isi tidak masuk akal, dukungan buktinya palsu atau tidak dapat dilacak, tidak muncul di media berita arus utama,” kata dia.

BACA JUGA:   Berperilaku di Dunia Maya, Pahami Tata Caranya

Menurut Zainul, penyebab masyarakat mudah percaya berita palsu, dikarenakan kurang literasi, terus disebar, bias informasi, resistensi pada kebenaran. “Ada empat ciri hoaks menurut Kominfo, yakni sumber informasi atau medianya tidak jelas identitasnya, pesan tidak mengandung unsur 5W+1H lengkap, pihak yang menyebarkan informasi meminta info tersebut disebarluaskan semasif mungkin, hoaks diproduksi untuk menyasar kalangan tertentu.”

Media sosial, kata dia, bisa berbadan hukum atau tidak, tidak ada regulasi secara khusus mengatur media sosial, tidak ada kode etik yang khusus mengatur media sosial. “Sementara yang dilarang terkait distribusi konten, yakni jangan menyebar konten yang melanggar kesusilaan, perjudian, penghinaan dan pemerasan. Penyebaran berita bohong yang merugikan konsumen. Menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan, ancaman kekerasan atau teror pribadi.”

BACA JUGA:   Media Sosial Mengubah Perilaku Sosial Masyarakat

Perkembangan dunia digital saat ini, kata Zainul, cepat sekali. Ketika ingin mencari informasi menjadi mudah dan cepat, karena sudah ada yang namanya media digital.

“Dampak negatifnya yaitu tidak selalu karya yang kita buat disukai semua orang. Tentang konten yang gampang tersebar. Pernah konten aku sempat ramai dan dalam jangka waktu satu malam saja, sudah ada media yang memblow up hingga muncul misinformasi. Lebih baik kita melihat sebuah konten di cross check dulu biar tidak menimbulkan salah persepsi,” katanya.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

BACA JUGA:   Keahlian Digital dalam Kehidupan Sehari-hari

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).