Saat ini, kebutuhan belanja secara online meningkat. Padahal, belanja secara online dan tidak mendatangi toko secara langsung membuat banyak orang lebih mudah terkena penipuan.
“Belanja online pun menjadi momok bagi sejumlah orang yang takut atau bahkan trauma,” kata Nindy Tri Jayanti, Entrepreneur, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis (30/9/2021).
Untuk menghindarinya, Nindy mengatakan, perlu mengunjungi aplikasi-aplikasi belanja online yang sudah terpercaya. Selain itu, lanjut dia, terdapat ciri-ciri online shop palsu atau abal-abal yang rawan melakukan penipuan yang dapat diwaspadai, yaitu:
- Off Comment
Kalian wajib curiga dengan online shop yang tak memiliki komentar atau mematikan kolom komentar. Tujuan online shop mematikan kolom komentarnya di media sosial tentu saja agar para korban tak bisa membeberkan penipuan yang menimpanya. Dari komentar kalian harus teliti bahasa yang dipakai para pelanggannya. Ada yang sangat memuji-muji hingga tak ada yang kecewa atau merasa biasa aja.
- Testimoni dan bukti transfer
Testimoni yang berupa bukti transfer dari pelanggan dapat dijadikan sebagai patokan reputasi sebuah online shop. Untuk bukti transfer, pihak online shop abal-abal akan menyensor rekening miliknya. Kemungkinan karena mereka takut jika penipuan yang dilakukannya bisa terendus pihak yang berwajib.
- Tag foto
Pelanggan yang sudah pernah membeli kemungkinan besar akan menggungah foto penggunaan barang di Instagram. Mereka akan mencantumkan tag akun online shop yang sudah ia buktikan keabsahannya. Jika toko online itu tak memiliki tag foto, patut dicurigai.
- Harga yang ditawarkan sangat murah
Biasanya, online shop abal-abal akan menjual barangnya jauh di bawah harga pasaran. “Menggiurkan sih memang, tapi ingat, jangan langsung percaya,” kata Nindy.
• Tidak bersedia COD atau Cash on Delivery
Mereka tidak memiliki produk sendiri atau produk mereka memang palsu/rusak, sehingga mereka tidak berani melakukan COD.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0