1 Juta Wisman Tanpa Jalan Tol, Berat!

Wednesday, 03 April 19 Harry

Dalam kunjungan kerjanya ke Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Tanjung Lesung pada 1 April 2019, Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan secara resmi bahwa Selat Sunda telah aman dari ancaman tsunami maupun letusan Gunung Anak Krakatau.

Hal tersebut diputuskan setelah mendengar masukan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) serta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), yang pada 25 Maret 2019 telah menurunkan status Gunung Anak Krakatau dari Level 3 (Siaga) menjadi Level 2 (Waspada). Radius amannya pun berkurang, dari 5 kilometer menjadi 2 kilometer dari kawah Gunung Anak Krakatau.

BACA JUGA:   Dukung Program Pemerintah, Epson Indonesia Tingkatkan Penggunaan Produk Dalam Negeri 

“Dengan demikian, kawasan wisata di Selat Sunda aman dikunjungi wisatawan. Apalagi, jarak dari Gunung Anak Krakatau ke Tanjung Lesung itu jauh, sekitar 51 kilometer. Semoga pengumuman ini menjadi titik balik pariwisata Selat Sunda,” ujar Arief Yahya.

“Kita harapkan pemulihan lebih cepat lagi, dalam enam bulan sudah fully recovery,” ujar Arief Yahya.

BACA JUGA:   Membangkitkan Industri MICE di Aceh

Arief Yahya pun berani menetapkan target KEK Pariwisata Tanjung Lesung akan dikunjungi satu juta wisatawan mancanegara tiap tahunnya, dengan devisa mencapai US$1 miliar. Dengan syarat, jalan tol Serang-Panimbang sepanjang 83 kilometer selesai dibangun sehingga jarak tempuh dari Jakarta ke Tanjung Lesung berkurang.

“Pemprov dan pemkab kalau tidak mau menerima target 1 juta wisman, jalan tolnya tidak akan dibangun. Karena itu, jangan ditolak,” ujar Arief Yahya.

“Banten itu dekat dari Jakarta yang menjadi pasar utama dengan jumlah penduduk yang banyak dan spending power yang tinggi,” ujar Arief Yahya.

BACA JUGA:   Ascott Indonesia Ajak 20 Anak-Anak Rayakan Hari Pendidikan Lingkungan Sedunia

Untuk mendukung target 1 juta wisman itu, Bupati Pandeglang Irna Nurulita akan mengembangkan sejumlah destinasi wisata baru, antara lain berusaha membuat Taman Nasional Ujung Kulon diakui sebagai taman bumi (geopark) nasional, dan nantinya juga masuk sebagai UGG (UNESCO Global Geopark).