Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) bersama dengan Expoindo Kayanna Mandiri (EKM) menggelar Seminar Nasional bertajuk bertajuk “Penerapan Inovasi Teknologi dan Pendekatan Ekosistem Dalam Penanggulangan Bencana Berbasis Kearifan Lokal”. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari acara Asia Disaster Management & Civil Protection Expo & Conference (ADEXCO) yang berlangsung pada 20-22 Oktober 2020 di JIExpo Kemayoran, Jakarta.
Diikuti oleh sekitar 300 ekshibitor dari 30 negara, ADEXCO merupakan pameran dan konferensi terbesar di dunia terkait kebencanaan. “Ini upaya untuk menempatkan Indonesia sebagai pusat solusi kebencanaan di dunia. Karena potensi kebencanaan paling lengkap itu di Indonesia. Atas dasar itu, kami bersama BNPB berinisiasi membuat acara ini,” kata Andrian Cader, COO Expoindo Kayanna Mandiri.
Mengusung tagline ‘Kita Jaga Alam, Alam Jaga Kita’ ADEXCO akan memamerkan hulu dan hilir industri kebencanaan. Mulai dari Disaster Alarm & Warning System, Fire Protection Equipment, Power Device, CCTV, hingga Emergency & Rescue Equipment. Adapun jumlah pengunjung (potensial visitor) yang ditargetkan oleh penyelenggara sebanyak 10.000 pengunjung.
Pada sesi konferensi, ADEXCO menampilkan 20 pembicara yang akan memaparkan kebencanaan dari berbagai perpekstif, dari sisi politik, regulasi, ekonomi, sosial, budaya, teknologi, dan juga kesehatan. Beberapa tema yang dibahas diantaranya tentang Pemulihan Ekonomi Pasca Bencana, Pengaplikasian Inovasi Teknologi Dalam Manajemen Bencana, serta topik terkait dengan Evaluasi Bencana Sebagai Bahan Analisa Risiko Bencana yang Akan Datang.
Sementara, dalam rangkaian ADEXCO juga terdapat beberapa workshop sebagai sarana para exhibitor untuk memperkenalkan produk dan inovasi dalam memberikan solusi perihal kebencanaan. Selain itu, guna meningkatkan wawasan dan kepedulian masyarakat terhadap bencana, penyelenggara juga akan menyajikan serangkaian program edukasi untuk masyarakat.
Menurut Kepala BNPB, Letnan Jenderal Doni Monardo, ADEXCO merupakan pameran dan konferensi kebencanaan pertama dan akan secara rutin digelar dua tahun sekali. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa kegiatan ini akan menjadi momentum untuk berbagai pengetahuan dan informasi terkait dengan perkembangan industri kebencanaan
Selanjutnya, acara ini juga diharapkan mampu membawa Indonesia menjadi pusat industri dan laboratorium kebencanaan. “Kita mau keluar dari stigma bahwa indonesia supermarket bencana. Melalui ini kami ingin indonesia juga menjadi laboratorium bencana, di mana bangsa-bangsa di dunia bisa belajar dari kita,”kata Doni.
KOMENTAR
0