Berdasarkan data terbaru dari Global Business Travel Association (GBTA), Cina telah menjadi pasar wisata bisnis terbesar di dunia, mengalahkan Amerika Serikat. Cina mengalahkan Amerika Serikat dalam hal jumlah pengeluaran wisata bisnis pada 2015 dengan selisih US$1 miliar.
Sektor wisata bisnis Cina memiliki nilai sekitar US$291,2 miliar pada 2015, sedangkan di Amerika Serikat hanya US$290,2 miliar. Namun, selisih tersebut tampaknya akan semakin melebar, dengan perkiraan pengeluaran wisata bisnis di Cina meningkat 10,1 persen pada 2016. Dengan demikian, pengeluaran wisata bisnis di Cina diprediksi menjadi US$320,7 miliar. Sementara itu, pertumbuhan wisata bisnis di Amerika Serikat hanya tumbuh 1,9 persen sehingga nilai wisata bisnisnya menjadi US$295,7 miliar pada tahun ini.
“Meskipun terbilang ada penurunan, pasar wisata bisnis di Cina masih yang tertinggi pertumbuhannya di dunia,” ujar Michael W. McCormick, Executive Director & Chief Operating Officer GBTA.
GBTA juga memprediksi meskipun terjadi sedikit gangguan, perekonomian Cina dapat dibilang tumbuh stabil secara moderat. GBTA memperkirakan bahwa PDB Cina akan tumbuh 6,4 persen pada 2016 dan pada 2017 akan tumbuh 6,1 persen. “Pertumbuhan tersebut utamanya datang dari investasi infrastruktur dari pemerintah,” ujar McCormick.
Menurut GBTA, investasi untuk infrastruktur pariwisata ini akan mendorong tumbuhnya wisata bisnis dan wisata leisure dalam beberapa tahun ke depan. Saat ini tercatat ada lebih dari 70 persen rencana pembangunan hotel di Asia Pasifik berada di Cina. Selain itu, Cina juga sedang membangun bandara baru dan jalur kereta rel cepat.
Pengeluaran wisata bisnis di Cina masih didominasi oleh sektor domestik, yakni sebesar 95 persen dari total pengeluaran wisata bisnis di Cina. Pertumbuhan wisata bisnis domestik di Cina diperkirakan tumbuh sekitar 10 persen pada tahun ini dan tahun depan.
Penulis: Harry Purnama
KOMENTAR
0