Indonesia Berkhayal Jalin Travel Bubble dengan Empat Negara

Tuesday, 16 June 20 Herry Drajat
Gwanghwamun Gate Korea Selatan

Akibat pandemi COVID-19 yang diikuti dengan pembatasan perjalanan global dan penutupan perbatasan negara, UNWTO memprediksi pada tahun ini penurunan turis global bisa mencapai angka 80 persen. Penurunan kunjungan wisatawan mancanegara juga dialami oleh Indonesia sejak Februari 2020.

Untuk memulihkan kembali perekonomian, termasuk sektor pariwisata, pemerintah Indonesia menyiapkan kenormalan baru dengan melonggarkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sehingga masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa namun sambil menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Odo R. M. Manuhutu, Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Maritim dan Investasi, mengatakan, “Mengenai protokol pariwisata sudah kami selesaikan pembahasan dan draft-nya sekarang ada di Kementerian Kesehatan,” jelas Odo.

BACA JUGA:   Sriwijaya Air & NAM Air Pindah ke Terminal 2D Soekarno-Hatta

Selanjutnya untuk membuka kembali destinasi wisata bagi wisatawan asing, Kemenko Maritim dan Investasi sedang merancang travel bubble dengan empat negara, yakni Cina, Korea Selatan, Jepang, dan Australia. Travel bubble akan memungkinkan perjalanan wisatawan di dalam kelima negara tersebut tanpa melakukan karantina panjang. Syaratnya, kelima negara tersebut berhasil meratakan kurva infeksi virus Corona serta mampu mengendalikan pandemi COVID-19.

Target awalnya penetapan travel bubble adalah untuk para pengusaha dari negara yang ditetapkan yang mempunyai kepentingan bisnis di Indonesia. Setelah kebijakan tersebut dijalankan, selanjutnya akan dilakukan evaluasi. Jika hasil dari evaluasi tersebut positif, tidak tertutup kemungkinan untuk diberlakukan pada para wisatawan yang berasal dari empat negara tersebut.

BACA JUGA:   EO dan Hotel Wajib Bayar Royalti Ketika Memutar Musik

”Kami nantinya akan membuka destinasi wisata pada empat negara tersebut. Dan negara tersebut adalah prototipe sebelum membuka yang lain,” jelas Odo.

Untuk mengurangi risiko penularan virus Corona. Menurut Odo, pemerintah juga akan mendorong maskapai untuk melakukan direct flight karena dikhawatirkan pada saat transit, transmisi atau penularan terjadi.

Selanjutnya penentuan destinasi wisata yang akan dibuka adalah berdasarkan pertimbangan laporan dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Republik Indonesia. Jika suatu wilayah mengalami penurunan kasus COVID-19 atau bahkan zero kasus, akan dipertimbangkan menjadi pilot project dan selanjutnya akan dilakukan tahapan-tahapan untuk persiapan menerima kedatangan wisatawan domestik maupun wisatawan asing.

BACA JUGA:   Turis Indonesia Mulai Sadar Pentingnya Asuransi Perjalanan

“Intinya harus membangun rasa percaya, baik kepada wisatawan domestik maupun asing bahwa destinasi yang ada adalah tempat yang aman dan sudah memerhatikan semua aspek protokol kesehatan, seperti kebersihan, higienitas, dan keselamatan,” ujar Odo.