Dua Kunci Prioritas Pemulihan Industri Pariwisata

Monday, 15 June 20 Herry Drajat
Badan Otoritas Pariwisata Danau Toba

Industri pariwisata mempunyai peran yang cukup besar untuk menggerakkan perekonomian. Bahkan, industri ini berkontribusi positif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Di beberapa negara seperti Brasil, Cina, dan India, wisata domestik berkontribusi lebih dari 90 persen menopang industri pariwisatanya.

Selain itu, ada juga negara yang industri pariwisatanya ditopang oleh kedatangan turis asing, seperti Singapura dan Thailand. Thailand sendiri topangan turis mancanegara pada industri pariwisata di atas 70 persen.

Industri pariwisata adalah industri yang paling terdampak akibat merebaknya pandemi COVID-19. Untuk memulihkan industri tersebut, pemerintah menetapkan dua prioritas, yaitu dengan meningkatkan kunjungan wisatawan domestik dan mengembangkan quality tourism. Indonesia sendiri ditopang oleh 54-55 persen dari wisatawan domestik.

BACA JUGA:   ASEAN Dukung Perdagangan Multilateral yang Inklusif dan Transparan

“Indonesia perlu meningkatkan topangan turis domestik,” ujar Odo R.M. Manuhutu , Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Maritim dan Investasi.

Menurut Odo, dalam kondisi pandemi COVID-19, ada kecenderungan wisatawan mengunjungi destinasi wisata yang ada di daerahnya sendiri atau in city tourism. “Kami bersama Kemenparekraf, Pemda dati I dan dati II mendorong in city activation, di mana dinas pariwisata bekerja sama dengan asosiasi akan menawarkan beberapa paket-paket yang sifatnya in city. Tentunya dalam mengembangkannya harus memerhatikan protokol pariwisata,” ujar Odo.

Tujuan in city tourism adalah untuk menggerakkan roda perekonomian dengan tetap mempertimbangkan protokol kesehatan, mengembangkan kepercayaan bahwa masing-masing destinasi cukup aman dan terjaga kesehatannya.

BACA JUGA:   Terbang Aman dan Nyaman Bersama Garuda Indonesia

Sementara untuk mengembangkan quality tourism adalah dengan membangun destinasi yang berkualitas. Untuk itu, diperlukan keterlibatan semua stakeholder. Berdasarkan Travel and Tourism Competitive Index, salah satu kekurangan di Indonesia adalah aspek kebersihan lingkungan. Untuk itu, pemerintah mengembangkan program CHS (Clean, Hygiene and Safety).

Tujuan utama pengembangan quality tourism adalah perkembangan ekonomi, pelestarian lingkungan hidup, dan masyarakat yang dilibatkan. Lebih lanjut Odo menjelaskan, pembangunan destinasi yang menjadi target pemerintah saat ini adalah pada lima destinasi super-prioritas.

Destinasi tersebut akan dibangun dengan pendekatan quality tourism dengan membuat masterplan di mana pembangunannya terencana dan terstruktur yang akan memberikan dampak pada bidang perekonomian, masyarakat, dan pelestarian lingkungan. “Untuk itu pemerintah menyiapkan Bantuan Insentif Pemerintah (BIP),” jelas Odo.

BACA JUGA:   Harga Tiket Pesawat Naik, Ini Langkah Strategis Kemenparekraf

Menurut Odo, destinasi yang pertama kali akan mendapatkan dana BIP adalah Danau Toba, antara lain untuk membangun 10 desa wisata di sekitar danau Toba dengan pendekatan quality tourism.