Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengumumkan bahwa kawasan Nusa Dua Bali akan menjadi pilot project wisata new normal. Hal ini disampaikan oleh Vinsensius Jemadu, Direktur Pemasaran Pariwisata Regional I Kemenparekraf, saat menghadiri webinar “Road Map to Bali's Next Normal” sesi kelima.
Vinsen menjelaskan, keputusan ini dilakukan atas dasar pengamatan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah terkait penanganan COVID-19. Hasilnya, Kemenparekraf melihat bahwa pemerintah provinsi Bali telah berhasil mengatasi penyebaran virus COVID-19 di daerahnya.
“Kami sangat mengapresiasi kinerja dari pemerintah Bali untuk mengatasi COVID-19 ini. Bahkan, sejak awal Pak Presiden Joko Widodo sudah mengharapkan supaya Bali menjadi wisata yang dibuka pertama kali di era new normal,” kata Vinsen.
Pembukaan pariwisata di Bali direncanakan pada 31 Juli 2020, dengan pilot project di Kawasan Nusa Dua. Pemilihan Nusa Dua dilakukan karena kawasan tersebut mudah diukur dan mudah diawasi secara bersama-sama. Apalagi, menurutnya, kawasan Nusa Dua berada di bawah naungan manajemen yang profesional dan bertanggung jawab.
“Bukan berarti kita underestimate dengan daerah lainnya yang ada di Bali, tetapi di sini yang kita lihat adalah Nusa Dua yang paling siap untuk membuka wisatanya di era new normal ini,” ungkapnya.
Vinsen juga mengatakan, kabar baik ini akan disebarluaskan tidak hanya untuk masyarakat lokal, tetapi juga masyarakat internasional. Hal ini dilakukan lantaran sudah banyak masyarakat dari negara lain yang menantikan pembukaan wisata di Bali.
“Saya sudah melakukan tujuh kali webinar dengan pasar internasional dan pertanyaan yang paling banyak adalah kapan pariwisata di Bali akan dibuka. Mereka langsung tertuju ke Bali, bukan ke Indonesia,” ucapnya lagi.
Dari sini terlihat bahwa Bali tidak hanya milik masyarakat Indonesia, tetapi juga sudah menjadi milik masyarakat dunia dari perspektif pariwisata. Menurut Vinsen, mindset orang luar negeri terhadap Bali sangat luar biasa sehingga menambah keyakinan Kemenparekraf untuk segera membuka pariwisata di sana.
“Saya melihat Bali ini adalah ibu kota tourism di Indonesia. Walaupun di awal pembukaannya diprioritaskan untuk masyarakat lokal atau domestik dulu, tetapi ke depannya wisatawan mancanegara akan menyusul. Ini terjadi karena masih banyak penerbangan internasional yang belum dibuka,” jelasnya.
Untuk itu, ia mengajak masyarakat domestik untuk segera mempersiapkan perjalanannya ke Bali saat pilot project ini dilaksanakan. Hal ini dilakukan untuk memberikan rasa percaya yang tinggi kepada wisatawan mancanegara bahwa bepergian ke Bali saat ini sudah aman.
“Kalau masyarakat kita sudah banyak yang ke Bali, ini akan menjadi testimoni untuk pasar-pasar di luar negeri. Mereka akan menilai kalau orang Indonesia saja sudah berani ke Bali, berarti di sana sudah aman. Tetapi, tetap mengedepankan protokol kesehatan,” ujar Vinsen.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengumumkan bahwa kawasan Nusa Dua Bali akan menjadi pilot project wisata new normal. Hal ini disampaikan oleh Vinsensius Jemadu, Direktur Pemasaran Pariwisata Regional I Kemenparekraf, saat menghadiri webinar “Road Map to Bali’s Next Normal” sesi kelima.
Vinsen menjelaskan, keputusan ini dilakukan atas dasar pengamatan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah terkait penanganan COVID-19. Hasilnya, Kemenparekraf melihat bahwa pemerintah provinsi Bali telah berhasil mengatasi penyebaran virus COVID-19 di daerahnya.
“Kami sangat mengapresiasi kinerja dari pemerintah Bali untuk mengatasi COVID-19 ini. Bahkan, sejak awal Pak Presiden Joko Widodo sudah mengharapkan supaya Bali menjadi wisata yang dibuka pertama kali di era new normal,” kata Vinsen.
Pembukaan pariwisata di Bali direncanakan pada 31 Juli 2020, dengan pilot project di Kawasan Nusa Dua. Pemilihan Nusa Dua dilakukan karena kawasan tersebut mudah diukur dan mudah diawasi secara bersama-sama. Apalagi, menurutnya, kawasan Nusa Dua berada di bawah naungan manajemen yang profesional dan bertanggung jawab.
“Bukan berarti kita underestimate dengan daerah lainnya yang ada di Bali, tetapi di sini yang kita lihat adalah Nusa Dua yang paling siap untuk membuka wisatanya di era new normal ini,” ungkapnya.
Vinsen juga mengatakan, kabar baik ini akan disebarluaskan tidak hanya untuk masyarakat lokal, tetapi juga masyarakat internasional. Hal ini dilakukan lantaran sudah banyak masyarakat dari negara lain yang menantikan pembukaan wisata di Bali.
“Saya sudah melakukan tujuh kali webinar dengan pasar internasional dan pertanyaan yang paling banyak adalah kapan pariwisata di Bali akan dibuka. Mereka langsung tertuju ke Bali, bukan ke Indonesia,” ucapnya lagi.
Dari sini terlihat bahwa Bali tidak hanya milik masyarakat Indonesia, tetapi juga sudah menjadi milik masyarakat dunia dari perspektif pariwisata. Menurut Vinsen, mindset orang luar negeri terhadap Bali sangat luar biasa sehingga menambah keyakinan Kemenparekraf untuk segera membuka pariwisata di sana.
“Saya melihat Bali ini adalah ibu kota tourism di Indonesia. Walaupun di awal pembukaannya diprioritaskan untuk masyarakat lokal atau domestik dulu, tetapi ke depannya wisatawan mancanegara akan menyusul. Ini terjadi karena masih banyak penerbangan internasional yang belum dibuka,” jelasnya.
Untuk itu, ia mengajak masyarakat domestik untuk segera mempersiapkan perjalanannya ke Bali saat pilot project ini dilaksanakan. Hal ini dilakukan untuk memberikan rasa percaya yang tinggi kepada wisatawan mancanegara bahwa bepergian ke Bali saat ini sudah aman.
“Kalau masyarakat kita sudah banyak yang ke Bali, ini akan menjadi testimoni untuk pasar-pasar di luar negeri. Mereka akan menilai kalau orang Indonesia saja sudah berani ke Bali, berarti di sana sudah aman. Tetapi, tetap mengedepankan protokol kesehatan,” ujar Vinsen.
KOMENTAR
0