Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan terus memformulasikan peta perjalanan atau travel pattern bagi wisatawan yang ingin melakukan perjalanan wisata. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas pariwisata bagi wisatawan dan juga industri terkait.
Kemenparekraf akan mengutamakan program travel pattern ini di lima destinasi super prioritas yang telah ditetapkan. Sebelumnya, Kemenparekraf telah memetakan perjalanan wisatawan yang datang ke Danau Toba untuk diarahkan ke destinasi lainnya yang berada di Medan, Sumatera Utara.
Selanjutnya, Kemenparekraf akan menerapkan travel pattern di kawasan Joglosemar (Jogja, Solo, Semarang) dengan Candi Borobudur sebagai magnet atau daya tarik utamanya.
Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, mengatakan, travel pattern tidak hanya mewujudkan pariwisata berkualitas, tetapi juga pariwisata berkelanjutan. Oleh karenanya, travel pattern juga akan terintegrasi dengan desa wisata di sekitar daerah tersebut dan juga destinasi terbaik lainnya.
“Di sini, kita membutuhkan kemampuan berinovasi untuk membuat travel pattern Joglosemar yang bervariasi dan dapat memberikan pengalaman terbaik bagi wisatawan. Borobudur itu magnetnya, tapi, Joglosemar ini adalah pattern-nya,” jelas Sandiaga.
Penyusunan travel pattern akan dilakukan dengan memerhatikan faktor-faktor yang dapat menjadikan sebuah pariwisata berkualitas. Misalnya saja dengan menambah masa tinggal dan juga meningkatkan jumlah pengeluaran wisatawan saat melakukan perjalanan wisata.
Selain daerah Joglosemar, Sandiaga mengatakan masih banyak daerah lainnya yang dapat dikembangkan melalui travel pattern. Ia mencontohkan wilayah Jawa Timur yang memiliki sebuah magnet dari wisata Bromo Tengger Semeru (BTS).
“Kalau dibuat peta perjalanan, wisatawan yang mau datang ke BTS bisa kita arahkan ke Malang, Banyuwangi, dan Surabaya. Semuanya itu sedang kita coba kembangkan karena ke depannya akan menjadi sebuah tren wisata di era baru,” ungkapnya lagi.
KOMENTAR
0