Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, telah membuat program jangka pendek, menengah, dan jangka panjang untuk kebangkitan pariwisata Indonesia. Selain memulihkan COVID-19, Sandiaga akan memulai program jangka pendeknya dengan mendorong pariwisata domestik.
“Pada tahun 2020 kita sudah menghadapi COVID-19, dan di tahun ini saatnya kita memastikan Indonesia pulih dengan kondisi tersebut. Kita juga tengah mengembangkan wisatawan nusantara dengan menyiapkan fondasi wisatawan mancanegara,” ungkap Sandiaga.
Tak hanya jangka pendek, Sandiaga juga telah menyiapkan program jangka menengah untuk keberlangsungan pariwisata Indonesia. Pada fase ini, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan menjadikan Indonesia sebagai destinasi pilihan di Asia Tenggara.
“Program jangka menengah ini menjadi fase untuk melanjutkan pertumbuhan pariwisata yang sedang terjadi saat ini. Fase ini akan mulai dilakukan pada tahun 2022 hingga 2025 mendatang,” ujar Sandiaga.
Beberapa langkah telah disiapkan Sandiaga untuk merealisasikan program jangka menengahnya tersebut. Pertama adalah mengejar pertumbuhan awal di pariwisata internasional sekaligus meningkatkan pariwisata domestik, memasukkan pasar pariwisata yang diperkirakan akan kembali ke keadaan sebelum COVID-19, dan juga perlu mengejar kembali pertumbuhan pendapatan pariwisata.
“Jadi, di awal, kita fokus ke wisatawan nusantara sebagai awal kebangkitan, namun setelahnya kita fokus untuk menjadi destinasi pilihan mancanegara. Untuk melakukan itu semua kita menggunakan konsep quality and sustainable tourism. Kita tidak akan kejar angka lagi, tetapi yang kita kejar sekarang kualitasnya,” jelasnya lagi.
Dino Patti Djalal, Chief Strategic Advisor Kemenparekraf, mendukung keputusan Menparekraf untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi pilihan di Asia Tenggara. Pasalnya, negara-negara yang tergabung di Asia Tenggara merupakan negara incaran para turis asing saat melakukan perjalanan wisata.
“Saingan kita dalam pariwisata itu bukan Jepang, Sydney, Yunani, atau lainnya, tetapi saingan terberat kita adalah tetangga sendiri di Asia Tenggara. Ada Singapura, Thailand, Malaysia, Kamboja, Filipina, yang masing-masing memiliki keunikan sendiri dalam pariwisatanya,” ujar Dino.
Menurut Dino, untuk merealisasikan hal tersebut diperlukan framing yang kuat agar Indonesia dapat merebut pasar wisatawan mancanegara yang sering berlibur ke Asia Tenggara. Strateginya adalah memperluas promosi digital ke luar negeri dengan membuat market spesifik dan juga target oriented.
“Saya contohkan Taiwan, mereka punya 17 juta turis yang pergi ke luar negeri dan 3 juta di antaranya ke Asia Tenggara. Tetapi, Indonesia hanya kebagian sekitar 200.000 orang saja, makanya sekarang kita ingin tarik lebih banyak lagi wisatawan dari sana dengan konten digital,” jelas Dino.
Sementara itu, untuk jangka panjang program pariwisata, Sandiaga akan mengembangkan keunggulan yang telah didapat dari jangka pendek dan jangka menengah. Jangka panjang akan ditargetkan dapat dilakukan pada tahun 2026 hingga 2030.
Terdapat dua hal utama yang telah dipersiapkan dalam jangka panjang ini, yakni mencapai keunggulan pariwisata domestik dan internasional untuk menjadi destinasi wisata pilihan di Asia Tenggara. Terakhir adalah akselerasi investasi dalam perkembangan dan memberikan manfaat jangka panjang yang luar biasa.
KOMENTAR
0