Omzet Wisata Gunung Terjun Bebas

Wednesday, 01 April 20 Bayu Hari
Alun-alun Suryakencana

Pandemi corona membuat omzet wisata gunung di Indonesia turun hingga 86 persen dari Rp344 miliar menjadi Rp46 miliar. Adapun jumlah wisatawan pendaki gunung yang membatalkan perjalanannya tercatat berjumlah 50.160 wisatawan, yang terdiri 20.900 wisman dan 29.260 wisnus.

Menurut Rahman Mukhlis, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI), penurunan omzet itu memberikan dampak ekonomi kepada sekitar 5.225 tenaga kerja di bidang wisata gunung di Indonesia. Rerata, daya tahan para pelaku untuk bertahan dari pandemi corona hanya sekitar 3 bulan.

BACA JUGA:   Dampak Kebakaran Hutan Tak Sebanding dengan COVID-19

“Untuk itu kami berharap pemerintah dapat melakukan kebijakan yang berpihak pada pelaku usaha. Misalnya jaringan pengaman sosial berupa bantuan langsung tunai, dan kartu pra kerja. Kemudian juga ada relaksasi keuangan, keringan pajak, pembiayaan perbankan, dan BPJS,” kata Rahman.

Selain itu, APGI juga berharap pemerintah dapat membantu keberlangsungan para pelaku wisata gunung dengan melakukan pembelian paket wisata di depan. Ketika pandemi corona sudah mereda, paket wisata gunung itu baru dijalankan oleh pelaku usaha.

BACA JUGA:   Perhimpunan Kebun Binatang Minta Limpahan Makanan dari Hotel

“Kami juga berharap pemerintah juga dapat membuat program pelatihan online agar anggota APGI dapat tetap produktif selama masa pandemi,” katanya.

Sementara itu, anggota APGI yang sudah tersetifikasi berjumlah 1.045 anggota yang terdiri dari tour operator, travel planner, dan travel consultant. Di mana rerata jumlah trip wisata gunung yang diselenggarakan oleh anggota APGI sekitar 19.855 trip dalam setahun. Masing-masing trip tersebut bernilai kurang lebih Rp14 juta hingga Rp25 juta.