Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah menargetkan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) hingga 7,4 juta serta wisatawan nusantara (wisnus) sebesar 1,4 miliar pergerakan di 2023. Target tersebut diupayakan harus tercapai di tahun ini sejalan dengan permintaan dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
“Dalam rapat terbatas (ratas) minggu ini, Pak Presiden meminta kami dari Kemenparekraf untuk mencapai target wisman dan wisnus di tahun ini. Banyak arahan yang Beliau kasih ke kami dan akan kami lakukan untuk meningkatkan pergerakan wisman dan wisnus,” ungkap Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Beberapa cara yang harus diupayakan adalah penambahan jumlah penerbangan dan ketersediaan kursi (seat capacity) bagi wisatawan yang ingin berlibur di Indonesia. Selain itu, Kemenparekraf diminta untuk mempermudah regulasi terkait visa kunjungan, Visa on Arrival, dan juga yang berkaitan dengan event-event berkualitas di tanah air.
“Pak Presiden juga langsung memberikan arahan agar perizinan event baik MICE, sport, musik, dan lainnya harus dipermudah dan terdigitalisasi,” Sandiaga menambahkan.
Sementara itu, untuk penambahan penerbangan akan difokuskan pada tiga pasar utama yang disasar Indonesia yaitu negara India, Tiongkok, dan Rusia. Menurut Sandiaga, ketiga negara tersebut menjadi fokus utama karena memiliki permintaan yang tinggi untuk datang ke Indonesia, namun memiliki keterbatasan jumlah penerbangan.
“Untuk merealisasikannya, kita harus kerja sama dengan maskapai asing karena per hari ini recovery dari wisatawan mancanegara baru di bawah 40 persen,” ucap Sandiaga.
Kemenparekraf juga akan berkolaborasi dengan Kementerian Perhubungan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Menurutnya, salah satu upaya yang dapat dilakukan pertama adalah dengan melakukan charter flight dan dilanjutkan regular flight.
“Saat ini, tidak ada direct flight dari India dan Rusia, sedangkan direct flight dari china hanya ada charter. Makanya, Kemenhub langsung diberikan arahan untuk bekerja sama dengan maskapai-maskapai yang sudah memiliki pesawat untuk melakukan penerbangan langsung ke Indonesia,” ungkapnya lagi.
Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf, Ni Made Ayu Marthini, menambahkan bahwa saat ini pasar Tiongkok sudah memiliki penerbangan langsung dengan sistem charter setiap minggunya. Untuk menambah durasi penerbangan, saat ini tengah dilakukan kajian oleh pemerintah Tiongkok mengenai perjanjian penerbangan ke Indonesia.
“Industri berharap akan ada regular flight dan sudah banyak yang masuk. Sebelum pandemi ada 16 penerbangan langsung, dan Pemerintah Tiongkok sudah menyampaikan bahwa yang dulu pernah diberikan izin dan slot (penerbangan) tidak ada masalah. Kita berharap pada musim spring di April hingga Mei bisa mulai lagi,” jelas Made.
Pada tahun ini, pemerintah telah menargetkan akan ada 255.300 wisatawan asal Tiongkok yang dapat berkunjung ke Indonesia pada tahun 2023. Namun, dengan adanya kolaborasi tersebut, Sandiaga optimistis jumlah tersebut akan mudah dicapai bahkan dapat lebih tinggi dari target yang telah ditentukan.“Sedangkan, untuk India, kita telah mengirimkan tim khusus untuk menghitung demand mereka, tetapi, sudah dapat dipastikan akan banyak pesawat yang terserap karena permintaan mereka sudah tinggi terutama terkait destination wedding. Hanya saja memang kendalanya belum ada penerbangan langsungnya saat ini,” kata Sandiaga.
KOMENTAR
0