Penggunaan Teknologi Tepat Guna di Era New Normal

Wednesday, 17 June 20 Bonita Ningsih
Pengecekan suhu tubuh di ICE

Pelaku industri Tanah Air mulai menghadapi kenormalan baru dalam melaksanakan bisnis dan pekerjaannya. Berbagai protokol kesehatan telah dipersiapkan pelaku usaha, khususnya yang berhubungan dengan ruang publik berskala besar, seperti hotel, pengelola gedung perkantoran, properti, lembaga pendidikan, pengelola transportasi, dan lainnya.

Ivan Sie, Multinasional ICT and loT Consultant, menjelaskan, pelaksanaan new normal pada sebuah gedung harus memerhatikan tiga hal, yakni touchless possibilities, physical distances, dan juga technologies options. Menurutnya, tiga hal ini harus diterapkan secara berdampingan agar penyebaran virus COVID-19 dapat diminimalisir.

“Tentunya penggunaan masker, menjaga kebersihan badan, dan membersihkan area publik secara rutin juga menjadi bagian yang penting di sini,” ujar Ivan.

Penerapan touchless possibilities dapat dilakukan saat registrasi pengunjung, di area lift, hingga penggunaan ruang meeting. Sementara physical distancing wajib dilakukan di area lobi, lift, hingga koridor sebuah bangunan.

Bagian terpenting dari penerapan new normal saat ini ialah penggunaan teknologi yang dapat dengan mudah mendeteksi virus. Ivan menjabarkan pilihan teknologi yang dapat digunakan saat ini ialah melalui aplikasi mobile, face recognition, QR Code, dan UV-C.

BACA JUGA:   Epson Indonesia Luncurkan Kacamata Cerdas

Penggunaan teknologi ini sudah dapat dirasakan dari pintu masuk sebuah gedung. Setiap orang harus diukur suhu tubuhnya menggunakan termometer infra merah atau Thermal CCTV Camera. Alat ini juga berfungsi untuk mendeteksi dan mengawasi orang-orang yang berada di sekitar gedung atau ruangan.

“CCTV ini bisa melihat berapa orang yang ada di suatu ruangan dan juga memonitor siapa saja yang ada di sekeliling kita. Jadi, fungsinya ini bisa mengatur physical distancing juga,” ungkapnya lagi.

Teknologi lainnya yang dapat digunakan untuk memasuki sebuah gedung ialah dengan menggunakan face recognition. Menurutnya, alat ini memiliki banyak fungsi, di antaranya ialah mengukur suhu tubuh, mendeteksi kelengkapan protokol kesehatan di bagian wajah, hingga membantu absensi bagi seorang karyawan kantor.

“Ini juga bisa mendeteksi apakah orang itu sudah menggunakan masker atau belum di sebuah ruangan. Alat ini juga sebagai salah satu cara untuk mengurangi sentuhan terhadap suatu benda,” ujar Ivan.

BACA JUGA:   Tiga Syarat Menjadi SDM Unggul di Industri MICE

Selain itu, teknologi UV-C dilakukan sebagai metode sterilisasi ruangan dengan memerhatikan prosedur keamanan dalam pelaksanaannya. Sinar UV-C ini efektif menghancurkan mikroba penyebab penyakit seperti virus, bakteri, dan jamur.

Chandra Wirapati, Security Design Consultant, mengungkapkan, meskipun saat ini pilihan teknologi sudah banyak, tetapi pengelola gedung harus selektif dalam memilihnya. Pemilihan teknologi tepat guna sangat diperlukan di sini karena setiap gedung memiliki arsitektur yang berbeda-beda.

“Banyak produk-produk baru yang membuat kita ingin memiliki semuanya. Tetapi, kita harus hati-hati juga karena semuanya itu tergantung dari arsitektur sebuah gedung,” kata Chandra.

Ia mencontohkan, gedung dengan arsitektur minimalis dan tidak terlalu luas jangan menggunakan teknologi Thermal CCTV Camera. Pasalnya, alat ini dapat mendeteksi jarak antar-orang yang berada di dalam sebuah ruangan.

“Kalau di bagian lobi tidak terlalu luas, jangan menggunakan teknologi yang dapat mendeteksi jarak. Mungkin bisa gunakan alat ini di lounge atau musala agar jaraknya dapat lebih diatur,” ungkap Chandra.

BACA JUGA:   Tiket.com Luncurkan Dua Promo Staycation

Jika demikian, teknologi face recognition menjadi jawaban yang paling tepat untuk digunakan di sebuah bangunan dengan arsitektur tidak terlalu luas. Hanya dengan mendeteksi bagian wajah, seseorang sudah dapat mengetahui suhu tubuhnya dan dapat menjadi akses pembuka ke dalam sebuah gedung.

“Di new normal ini, selain harus beradaptasi dengan perilaku baru, kita juga harus merencanakan penggunaan teknologi di masa mendatang. Pengelola gedung juga harus berani mengubah arsitektur di ruangannya agar dapat menggunakan teknologi yang tepat guna,” jelasnya lagi.