Polda Metro Jaya Pastikan Keamanan Pelaksanaan G20 di Jakarta

Tuesday, 14 June 22 Bonita Ningsih

Penyelenggaraan Indonesia MICE Conference and Exhibition (INAMICE) ke-5 telah sukses digelar pada 13 Juni 2022 di Hotel Harris & Conventions Kelapa Gading, Jakarta. INAMICE merupakan acara reguler yang diselenggarakan mahasiswa semester 6 Program Studi MICE Politeknik Negeri Jakarta dengan acara utama berupa konferensi.

The 5th INAMICE 2022 berhasil digelar atas kerja sama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bersama Program Studi MICE PNJ. INAMICE 2022 terbagi ke dalam dua sesi utama yang membahas sejumlah topik di dalamnya. Masing-masing sesi dihadiri sekitar 80 peserta dari berbagai kalangan yakni pemerintah, lembaga, asosiasi, pelaku industri MICE, akademisi, dan masyarakat umum.

Pada sesi kedua, topik yang dibicarakan berkaitan dengan kesiapan Indonesia sebagai penyelenggara event G20 di masa pandemi Covid-19. Pembicara yang dihadirkan dalam sesi ini adalah Direktur Intelijen Keamanan Polda Metro Jaya, Hirbak Wahyu Setiawan dan juga Muhammad Razi Abdullah selaku Executive Vice President PT Royalindo Expoduta.

Indonesia sendiri terpilih menjadi tuan rumah Presidensi G20 yang akan diselenggarakan pada November 2022 mendatang. Untuk menyukseskan acara tersebut, pemerintah Indonesia telah menyiapkan rangkaian side event yang digelar di beberapa daerah salah satunya Jakarta. Penyelenggaraan side event G20 merupakan salah satu langkah untuk menonjolkan citra positif sekaligus mempromosikan keragaman budaya dan pariwisata yang dimiliki Indonesia.

BACA JUGA:   Bantu Atasi Perubahan Iklim, Plataran Menjangan Terpilih Sebagai Lokasi G20

Dengan adanya side event G20 di Jakarta, pihak Polda Metro Jaya mengaku siap untuk mendukung dan menciptakan suasana aman selama acara berlangsung. Menurut Wahyu, pihaknya akan menyiapkan berbagai perangkat untuk melayani dan menciptakan rasa aman selama perhelatan G20 di Jakarta.

“Polri dan seluruh segenap instansi pemerintahan siap untuk menghadapi G20. Tetapi, kalau berbicara Jakarta saja, tentu itu menjadi bagian dari tugas kami sehingga kami pun siap mendukung pelaksanaan acara ini,” ungkap Wahyu.

Kendati demikian, Wahyu, mengingatkan agar pelaksanaan G20 juga didukung penuh dengan penerapan protokol kesehatan selama acara berlangsung. Apalagi, menurut Wahyu, saat ini kasus penyebaran virus Covid-19 di Indonesia mulai meningkat lagi.

“Saat ini mulai naik kasus Omicron di Indonesia, jadi, perlu menjadi perhatian bersama selama G20 berlangsung. Tidak hanya dari pihak penyelenggara, tetapi, juga masyarakat sekitar juga harus lebih peduli dengan penyebaran kasus Covid-19 ini,” ucapnya lagi.

BACA JUGA:   Strategi Kemenparekraf Untuk Tingkatkan Jumlah Wisatawan Mancanegara

Oleh sebab itu, pihaknya akan memastikan kondisi aman terkendali sebelum mengeluarkan izin acara G20 di Jakarta. Dalam hal ini, pihaknya berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Dinas Pariwisata DKI Jakarta hingga Satuan Tugas Covid-19.

“Kita harus mendapatkan rekomendasi dari instansi-instansi tersebut, apakah acara ini aman untuk digelar mengingat saat ini kita masih berada di situasi Covid-19,” dia menambahkan.

Sedangkan dari sisi PCO, terdapat beberapa cara untuk meminimalisir potensi penyebaran Covid-19 saat menyelenggarakan rangkaian acara G20. Razi mengatakan penerapan protokol kesehatan menjadi hal utama yang harus dilakukan selama acara G20 berlangsung. Misalnya saja memberikan jarak antar tempat duduk dan membatasinya dengan akrilik.

“Lalu sistem registrasi kami gunakan teknologi khusus agar kami dapat dengan mudah mendeteksi para peserta yang belum melakukan antigen. Jadi, sebelum delegasi masuk, mereka harus scan di depan dan dapat terlihat statusnya apakah mereka sudah antigen atau belum di hari tersebut. Kalau sudah antigen baru boleh masuk, tetapi, yang belum akan diarahkan ke tempat antigan di lokasi tersebut,” jelas Razi.

Tak hanya terkait kasus penyebaran Covid-19, Polda Metro Jaya juga akan meminimalisir gangguan keamanan  yang terjadi selama kegiatan G20 berlangsung. Wahyu menjelaskan terdapat beberapa potensi gangguan keamanan di Jakarta seperti unjuk rasa, listrik mati, perbaikan jalan, hingga cuaca buruk.

BACA JUGA:   Singapura Gandeng Maher Zain untuk Promosikan Destinasi Wisata Ramah Muslim

“Potensi gangguan keamanan itu banyak faktor yang memengaruhinya, makanya, biasanya sebelum acara berlangsung kami akan meminta proposal dari pihak penyelenggara. Tujuannya agar proposal tersebut direview oleh pihak direktorat kami untuk melihat potensi gangguan kemanana apa saja yang dapat terjadi dari kegiatan tersebut,” jelas Wahyu.

Wahyu menjelaskan, proposal tersebut berisikan informasi detail terkait acara yang akan digelar mulai dari tanggal pelaksanaan, lokasi acara, tempat menginap peserta acara, hingga jalur transportasi yang akan dilalui.

“Dari informasi tersebut akan dibuatkan rencana pengamanan dari kita mulai dari mereka tinggal, saat perjalanan, hingga saat kegiatan. Kami akan rencanakan pengamanan terbuka dan tertutup agar kegiatan tersebut berjalan lancar,” katanya lagi.