Pemerintah Kaji Ulang Harga Tiket Rp750 Ribu ke Stupa Candi Borobudur

Tuesday, 14 June 22 Bonita Ningsih

Rencana pemerintah untuk menaikkan harga tiket masuk ke area stupa Candi Borobudur menjadi Rp750ribu terpaksa ditunda. Saat ini, pemerintah masih akan mengkaji aturan tersebut dengan beberapa pihak terkait seperti Taman Wisata Candi Borobudur, Balai Konservasi Borobudur, para ahli, tokoh masyarakat, tokoh agama, hingga pelaku UMKM.

“Satu minggu ini pemberitaan terkait tiket masuk ke Candi Borobudur terus diperbincangkan. Oleh karenanya, pemerintah memutuskan untuk menunda rencana kenaikan harga tiket khusus masyarakat yang ingin naik ke area stupa,” ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, saat Weekly Press Briefing Kemenparekraf pada 13 Juni 2022.

Penundaan ini dilakukan untuk mencari jalan tengah terbaik bagi keberlangsungan Candi Borobodur dan juga masyarakat yang tinggal di kawasan Borobudur. Pasalnya, saat ini kondisi permukaan Candi Borobudur dilaporkan semakin turun lantaran sering menahan beban ratusan ribu pengunjung yang naik ke area stupa setiap harinya. Bahkan, pemerintah telah mengatur jumlah caring capacity atau daya dukung dari Candi Borobudur yang hanya 1.200 orang setiap harinya.

BACA JUGA:   Capai Target Jumlah Wisman, Kemenparekraf Gandeng Qatar Airways Untuk Joint Promotion

“Selain menjaga kelestarian candi, kami juga berpihak kepada masyarakat sekitar yang ekonominya baru saja menggeliat pasca pandemi. Kami tidak ingin tidak berempati kepada rakyat yang masih membutuhkan penghasilan saat ini,” ucap Sandiaga.

Oleh sebab itu, Kemenparekraf, akan menyiapkan berbagai langkah dengan pihak terkait agar upaya konservasi Candi Borobudur dan sektor pariwisata tetap berjalan. Beberapa di antaranya adalah menghadirkan travel pattern atau pola kegiatan serta mengundang investasi di bidang augmented dan virtual reality untuk menghadirkan museum tiga dimensi.

BACA JUGA:   Gojek dan MASATA Luncurkan Inovasi Terbaru untuk Pengelola Wisata dan Atraksi

“Jadi, museum tersebut bisa memberikan kesempatan kepada masyarakat yang memutuskan untuk tidak naik ke stupa candi tapi bisa duduk di pelataran dan merasakan sensasi membaca relief demi relief dari Candi Borobudur. Pasalnya, relief tersebut sangat mengandung kearifan lokal yang dimiliki bangsa Indonesia,” Sandiaga menambahkan.

Selain itu, Kemenparekraf juga telah meresmikan layanan kendaraan listrik ramah lingkungan dan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) untuk menjaga kelestarian dan keberlanjutan lingkungan di dalam kawasan Candi Borobudur. Hal tersebut juga sejalan dengan perwujudan program ekowisata atau green tourism yang tengah dijalankan di Indonesia.

BACA JUGA:   Harga Tiket Pesawat Naik, Ini Langkah Strategis Kemenparekraf

“Kami juga sedang mengembangkan program pengembangan desa wisata agar Borobudur dapat ditopang oleh desa-desa wisata yang jumlahnya 24 desa wisata. Selain itu, ada 20 balkondes yang harus kita berikan pelatihan dan pendampingan agar para wisatawan juga merasakan sensasi tinggal di desa wisata yang sekarang lagi booming,” kata Sandiaga.