Ekspor produk kerajinan tangan Indonesia ke Jepang pada tahun 2018 tercatat senilai US$28,17 miliar. Indonesia berada di posisi kelima pemasok produk kerajinan tangan setelah China, Vietnam, Filipina, dan Thailand. Seiji Igarashi, pendiri dan pemilik perusahaan Bali Paradise yang merupakan salah satu importir produk kerajinan tangan Indonesia di Jepang, mengungkapkan, produk kerajinan tangan Indonesia diminati konsumen Jepang karena keunikannya.
Perusahaan yang berdiri sejak tahun 2008 ini secara regular mengimpor sekitar satu kontainer kerajinan tangan setiap bulannya dan mendistribusikannya ke seluruh Jepang melalui tujuh distributor utamanya. Pelanggan utama Bali Paradise adalah hotel, restoran, spa, ritel, maupun perorangan.
“Hingga kini, produk kerajinan tangan dari Indonesia tetap diminati konsumen Jepang, baik perorangan maupun pelaku usaha seperti restoran, hotel, dan spa,” kata Igarashi saat menerima kunjungan Arief Wibisono, Atase Perdagangan RI di Tokyo, di kantornya yang terletak di kawasan Machida, Yokohama, Jepang, pada 23 Agustus 2019.
Kantor yang sekaligus ruang pamer produk Bali Paradise berdekorasi sangat kental dengan nuansa Bali. Berada di kantor ini seolah berada di toko cenderamata Krishna Bali atau Mirota Jogja karena hampir semua produk yang dipajang berasal dari Indonesia.
Bali Paradise berencana memperluas pasar produknya dengan menambah jenis produk baru yang bisa ditawarkan kepada pelanggannya. Igarashi juga sedang mencari pemasok lain dari luar Bali untuk jenis produk-produk baru yang belum dimilikinya. Igarashi berharap Atase Perdagangan Tokyo dapat membantunya mendapatkan pemasok produk-produk tersebut. Menurut Igarashi, pesaing utama produk Indonesia ialah produk furnitur kayu asal Vietnam.
Menanggapi permintaan itu, Arief menyatakan kesiapannya. “Kami siap membantu Bali Paradise menemukan pemasok-pemasok baru untuk menambah dan memperbanyak jenis produk yang dapat diekspor ke Jepang,” kata Arief.
KOMENTAR
0