Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) meluncurkan program revitalisasi toilet destinasi wisata yang berada di Bali dan lima destinasi super prioritas. Program ini sebagai salah satu upaya Kemenparekraf dalam menghadirkan toilet yang nyaman bagi wisatawan saat mengunjungi sebuah destinasi wisata.
Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, mengatakan, revitalisasi toilet di destinasi wisata ini sebagai sebuah kegiatan kolosal yang melibatkan publik, institusi pendidikan, serta media. Revitalisasi ini dilakukan agar destinasi wisata di Indonesia memiliki toilet yang bersih, indah, sehat, dan aman.
“Kegiatan ini nantinya juga akan membuka banyak peluang padat karya bagi masyarakat. Oleh karena itu, kita juga butuh partisipasi masyarakat dalam menjalankan program ini,” kata Sandiaga.
Hari Santosa Sungkari, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, menjelaskan bahwa terdapat sembilan toilet di destinasi wisata Bali yang akan dan sudah direvitalisasi pemerintah. Sedangkan, revitalisasi toilet di 5 destinasi super prioritas akan dimulai pada satu titik lokasi di masing-masing daerah.
Program revitalisasi toilet destinasi wisata dimulai di Pantai Kuta, Bali, dengan menggandeng Asosiasi Toilet Indonesia untuk menghadirkan toilet berstandar global. Sementara itu, lima titik revitalisasi toilet di destinasi super prioritas ada di kawasan Wisata Sade Bawah, Mandalika, Nusa Tenggara Barat, kemudian toilet Desa Wisata Liang Ndara di Labuan Bajo, toilet di Pantai Pulisan Likupang, toilet di Pusat Informasi Geopark Sigulatti, Pangururan Samosir, Danau Toba, serta toilet Desa Wisata Segajih, Borobudur, Jawa Tengah.
“Ini akan menjadi pilot project kami dalam melakukan revitalisasi toilet di berbagai destinasi wisata Indonesia. Kita berharap, apa yang sudah kita lakukan ini dapat memberikan contoh bagi pemerintah lokal dan masyarakat setempat dalam mewujudkan toilet bersih, indah, sehat, dan aman,” ungkap Hari.
Selain menghadirkan toilet berstandar internasional, revitalisasi ini dilakukan untuk menyamakan standarisasi kesehatan dalam sebuah toilet, mulai dari ventilasi hingga material bahan yang digunakan. Berdasarkan data Travel & Tourism Competitiveness Index (TTCI) yang dikeluarkan World Economic Forum (WEF) pada 2019, terdapat tiga pilar yang harus menjadi perhatian dalam penilaian daya saing pariwisata Indonesia, yakni environmental sustainability, tourist service infrastructure, serta health and hygiene.
“Tentunya, kebersihan itu sudah termasuk di dalamnya. Apalagi, setelah pandemi pasti orang-orang akan mempertimbangkan destinasi mana yang sudah serius dalam menangani hal tersebut, dan di sini toilet masuk ke dalam kategori tersebut,” ucap Hari.
Untuk itu, Kemenparekraf tidak hanya sekadar melakukan revitalisasi toilet, tetapi juga akan memberikan bimbingan kepada masyarakat setempat untuk mengelola serta menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap kebersihan di lingkungan destinasi wisata.
“Membangun toilet itu gampang, tapi memelihara dan mengelolanya yang membutuhkan skill. Di samping itu, kita juga memberikan pendampingan dalam pengelolaan sampah hingga bagaimana mengurangi penggunaan plastik di daerahnya,” jelas Hari.
KOMENTAR
0