Tedjo Iskandar, Founder TTC Travel Mart—penyelenggara bursa wisata independen dalam bincang ringan dengan Himpunan Anak Media (HAM) bertajuk “Destinasi Favorit Setelah Pandemi di Dalam & Luar Negeri” pada Jum’at (26/03/2021) mengatakan terjadi perubahan tren berwisata pasca pandemi.
“Dalam catatan TTC terjadi tren dimana peserta atau tamu ingin melakukan perjalanan yang pendek, tidak transit, rutenya bisa custom, dan dalam grup sekala kecil. Sementara gaya hidup untuk menginap di hotel sudah mulai menurun dari yang biasanya bintang 5 menjadi bintang 4,” ungkap Tedjo.
Beberapa destinasi Indonesia menarik sendiri selain Bali, 5 destinasi super prioritas bakal menjadi incaran utama setelah pandemi selain aktivitas outbound.
“Kami pun mencatat ada kegemaran baru melancong dengan menggunakan kendaraan pribadi atau self driving seperti campervan. Fenomena ini mustinya dapat ditangkap oleh tour operator untuk mengembangkan market ini,” terangnya.
Destinasi Luar Negeri?
TTC pun mencatat ada tren baru untuk orang Indonesia berkunjung ke luar negeri. Negara middle east seperti, Turki, Dubai, Mesir, Yordania, Israel, Uzbekistan dan Moroko dalam 6 bulan terakhir menjadi perhatian khusus TTC.
“Beberapa tour operator telah menjual paket ke Turki dan wisatawan Indonesia pun telah ada beberapa yang berkunjung ke sana. Harga yang ditawarkannya pun cukup sangat terjangkau,’ terangnya.
Pria yang pernah berprofesi sebagai tour leader untuk diberbagai negara ini pun menerangkan, wisata religi pun diperkirakan bakal meledak setelah pandemi. Salah satunya Umroh Plus yang dipaketkan dengan Turki, Yordania, Mesir atau bahkan Maroko.
“Arab Saudi sempat membuka diri, namun belakangan ditutup kembali karena dikhawatirkan pengunjungnya meledak di tengah pandemi ini. Kemudian Israel pun diprediksi bakal menjadi favorit untuk dikunjungi untuk umat Kristiani, pun demikian dengan India bagi umat Hindu dan Budha,” papar Tedjo.
Selama pandemi, lanjut Tedjo banyak orang mendekatkan diri pada Tuhan. Inilah yang menurut catatannya bahwa wisata religi pun dapat masuk check list pertama dalam berwisata setelah pandemi.
Market Milenial Setelah Pandemi?
Berdasar analisa Tedjo, untuk pasar milenial selain mengikuti tren terkini, mereka cenderung akan memilih destinasi yang unik. Milenial memiliki kebutuhan yang unik yaitu eksistensi di ranah sosial media.
“Bagi mereka mengunggah konten seperti di negara Singapura atau Malaysia sudah biasa. Tapi, ketika mereka mengunggah konten seperti di Durbar Square di Kathmandu, Giant Buddha di Bhutan, tentu menjadi sesuatu yang menarik,” tuturnya.
Selain unik, Nepal—Bhutan pun mempunyai destinasi gaya hidup kekinian. Berkunjung ke destinasi tersebut wisatawan dapat melakukan aktivitas lain seperti bersepeda, hiking dan running. “Lama penerbangan ke destinasi tersebut pun dapat di tempuh selama 7 jam,” lanjut Tedjo.
“Saya kira Milenial, sudah bergeser tren-nya. Dari yang mass tourism destinations beralih ke unique destinations,” pungkas Tedjo dalam sesi webinar HAM Series yang ke-2 di Omah TTC, Kemayoran, Jakarta.
KOMENTAR
0