Selain menjadi objek wisata budaya, Saung Angklung Udjo (SAU) juga menyediakan tempat untuk menyelenggarakan acara. Lokasi tersebut berada di bagian belakang panggung pertunjukan yang biasa menampilkan kesenian khas Jawa Barat.
Lahan kosong terbuka dengan beberapa tanaman ini dijadikan tempat khusus untuk membuat acara. Tempat ini paling sering dijadikan tempat berkumpulnya anak-anak sekolah yang melakukan study tour dan juga acara gathering dari korporat.
Di awal pembuatannya, Udjo Ngalagena, atau yang biasa disebut Mang Udjo, memang merancang SAU sebagai tempat pengembangan seni tradisional khas Jawa Barat. Seni tersebut berfokus pada tiga unsur, yakni alam, anak-anak, dan seni musik angklung. Oleh karenanya, di atas lahan kurang lebih 2 hektare, SAU menjelma sebagai tempat edukasi terbaik sekaligus menjadi tempat diselenggarakannya berbagai acara di ruang terbuka.
“Kita sebutnya itu taman belakang. Di sana bisa digunakan untuk melakukan berbagai acara, salah satunya gathering,” kata Yayan Udjo, Pengelola Saung Angklung Udjo.
Yayan yang juga merupakan anak keenam dari Mang Udjo mengatakan tempat ini cocok dijadikan tempat acara karena banyak kegiatan yang dapat dilakukan di sini. Salah satu kegiatan yang dapat diikuti oleh sebuah rombongan ialah workshop mengenai angklung.
Beberapa program dan fasilitas yang akan diberikan dari workshop ini ialah penjelasan mengenai angklung, proses pembuatan angklung, hingga bermain angklung bersama. Nantinya, angklung tersebut akan dijadikan suvenir bagi rombongan yang membuat acara di SAU. Workshop ini berlangsung selama 45 menit.
“Angklung itu memiliki unsur kebersamaan, jadi satu sama lain saling memiliki. Selain menggelar acara di sini, mereka yang datang juga akan mendapat pengetahuan terkait kesenian Jawa Barat, khususnya angklung,” ujar Yayan.
Yayan mengatakan bahwa angklung memiliki nilai, filosofi, dan semangat yang kuat tentang gotong royong. Oleh karenanya, ia meyakini kalau tempat ini dapat digunakan untuk mempererat kerja sama antar karyawan di sebuah perusahaan.
Menurutnya, rombongan yang paling banyak menyewa tempat untuk menggelar acara berasal dari korporat. Tidak hanya dari Jawa Barat, korporat yang datang juga tersebar di beberapa kota seluruh Indonesia.
“Karyawan-karyawan bank swasta dan negeri juga banyak yang menyewa tempat ini untuk acara. Tapi, kita juga terbuka untuk masyarakat umum jika ingin menggelar acara di sini,” ujarnya.
Rizky Agung, Sales dan Marketing SAU, menjelaskan, harga sewa untuk taman belakang ialah Rp10 juta untuk durasi 1,5 jam. Harga tersebut di luar biaya makan sehingga setiap orangnya harus menambah biaya makan di kisaran Rp40.000 hingga Rp95.000. Kapasitas dari taman ini mulai dari 80 hingga 150 orang.
“Fasilitas yang kami berikan untuk harga sewa tersebut hanya sound system. Di luar itu, menyediakan sendiri, kecuali makanan ya karena di sini tidak boleh membawa vendor makanan dari luar,” kata Rizky.
Sementara, untuk menghadiri workshop dan pertunjukan angklung juga dikenakan biaya tambahan di dalamnya. Tiket masuk workshop Rp45.000 untuk pelajar dan Rp50.000 untuk dewasa dengan minimal 50 orang. Sedangkan untuk masuk ke pertunjukan, dikenakan biaya mulai dari Rp50.000 hingga Rp75.000, tergantung waktu kunjungannya.
KOMENTAR
0