Selama lebih dari 1.000 tahun, Kyoto dikenal sebagai Ibu Kota Kekaisaran Jepang, sebelum akhirnya dipindahkan ke Tokyo pada tahun 1868. Kawasan ini juga terkenal sebagai kota tua bersejarah yang menyimpan sejumlah peninggalan zaman kuno berupa candi Buddha, kuil, istana, dan hutan bambu. Bagi saya, ini adalah tempat yang harus dikunjungi, setidaknya sekali seumur hidup.
Sagano, yang terletak di Distrik Arashiyama, barat Kyoto, Jepang, merupakan atraksi utama penarik wisatawan dalam satu dekade terakhir. Hutan bambu ini merupakan kawasan yang masuk dalam daftar “Tempat yang Wajib Dikunjungi Sebelum Anda Meninggal”, juga satu dari hutan-hutan terindah di dunia.
Sagano memang sederhana. Ia menyuguhkan musik alam dari gesekan daun bambu yang tertiup angin. Inilah alasan Kementerian Lingkungan Hidup Jepang memasukkan Hutan Bambu Sagano dalam daftar “100 Lingkungan Audial (Soundscape) Terbaik Jepang”. Tepat di sisi kanan pintu masuk Sagano, terdapat gerbang utara Kuil Tenryu-ji.
Tenryu-ji merupakan situs warisan dunia yang dilindungi Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO), sekaligus satu dari lima kuil utama di Kyoto. Lokasinya yang berada di area hutan bambu memang bukan kebetulan. Di Jepang, kuil Shinto dan kuil Buddha sering dibangun di dekat rumpun bambu, yang dipandang sebagai penangkal kejahatan. Bambu juga dinilai sebagai simbol kekuatan.
Ide pembangunan Tenryu-ji datang dari Shogun (pemimpin militer) Ashikaga Takauji untuk mengenang Kaisar Go-Daigo. Sejak didirikan pada 1339, Kuil Tenryu-ji telah mengalami delapan kebakaran besar, yakni pada tahun 1356, 1367, 1373, 1380, 1445, 1468, 1815, dan 1864. Ketika kebakaran terakhir terjadi, kuil ini hanya menyisakan Zendo atau aula meditasi zen.
Pembangunan kembali Tenryu-ji dilakukan bertahap, dimulai tahun 1900 dengan mendirikan Hatto (ruang belajar), Butsuden (ruang ibadah), Hojo (aula utama), dan Kuri (ruang tamu). Pengembangan Kohojo (ruang penerimaan tamu) baru dibangun 24 tahun kemudian, diikuti Tahoden (ruang penghormatan bagi Kaisar Go-Daigo) pada tahun 1934. Bagian terakhir yang dibangun kembali adalah Kan’u-tei, yang merupakan ruang minum teh.
Apabila menyambangi Tenryu-ji, jangan lupa berkunjung sejenak ke Taman Sogenchi, yang terletak tepat di belakang aula utama. Taman yang dibangun oleh Muso Soeki pada abad ke-14 ini dirancang dengan gaya memutar yang hingga kini dipertahankan keasliannya.
Perjalanan di Tenryu-ji dapat dilanjutkan ke Vila Okochi Sanso, yang terletak tepat di sisi belakang kuil. Rumah peristirahatan milik bintang film populer Jepang, Denjiro Okochi, ini dibangun di atas area 20.000 meter persegi pada tahun 1930 dan baru selesai sepuluh tahun kemudian.
Di dalamnya, Okochi membangun rumah utama bergaya tradisional Jepang, pendopo untuk minum teh, ruang belajar, Jibutsudo (kuil Buddha peninggalan Era Meiji), hingga taman yang menggambarkan empat musim. Ketika Okochi berpulang pada tahun 1962, vila ini dibuka untuk umum dan berfungsi sebagai museum yang menampilkan koleksi pribadi sang aktor.
Jelajah Arashiyama
Pesona hutan bambu, kuil Tenryu-ji, dan Vila Okochi-Sanso boleh jadi daya tarik pariwisata utama Arashiyama. Namun, secara keseluruhan, kawasan ini layak untuk dijelajahi lebih jauh. Pasalnya, Arashiyama dipenuhi gunung yang ditutupi hutan dan menghiasi Sungai Hozu. Distrik Arashiyama juga telah ditetapkan sebagai Situs Sejarah Nasional dan Kawasan dengan Pemandangan Terindah di Jepang.
Sejak abad ke-8, Arashiyama telah menjadi kawasan berlibur masyarakat kelas atas Jepang. Mereka biasanya menikmati keindahan perubahan musim dan berperahu di sepanjang Sungai Hozu. Saat ini, salah satu cara terbaik menikmati keindahan alam Arashiyama adalah dengan menaiki Kereta Api Romantis Sagano alias Sagano Scenic Railway.
Kereta api uap bergaya retro tersebut berangkat dari Stasiun Sagano Torokko dan bergerak sejauh tujuh kilometer dengan latar belakang Sungai Hozu. Kereta api tersebut beroperasi setiap Selasa hingga Minggu, pada pukul 9.00-17.00 waktu setempat. Perlu dicatat bahwa kereta api lawas ini tidak akan beroperasi setiap Rabu dan biasanya kereta tidak beroperasi pada 30 Desember hingga 28 Februari setiap tahunnya.
Penyusuran menggunakan kereta biasanya menghabiskan waktu kurang dari 30 menit. Setelah itu, wisatawan dapat menaiki bus menuju stasiun kereta api yang dilanjutkan dengan petualangan Hozu River Boat Rides. Pelayaran sepanjang 16 kilometer ini berawal dari Kameoka dan berakhir di Arashiyama. Kapal berangkat setiap dua jam sekali setiap harinya pada pukul 9.00-15.30 waktu setempat.
Ikon terbaik Arashiyama adalah Jembatan Togetsukyo (Moon Crossing Bridge) yang berdiri di atas Sungai Hozu. Ia dibangun pada periode Pemerintahan Heian, sekitar tahun 794-1185, pada saat Kyoto masih menjadi Ibu Kota Jepang. Jembatan tersebut sempat mengalami renovasi sekitar tahun 1930-an. Di Jembatan Togetsukyo, wisatawan biasanya berfoto dengan mengenakan kimono berwarna cerah.
Pada musim semi dan gugur, Arashiyama biasanya dipenuhi wisatawan. Apabila menginginkan suasana yang lebih tenang, mengunjungi Kuil Otagi Nenbutsu-ji adalah pilihan yang paling tepat. Kuil ini terletak sedikit tersembunyi dibanding titik wisata Arashiyama lainnya. Untuk mencapainya, Anda harus berjalan kaki selama 30 menit dari Hutan Bambu Sagano.
Keistimewaan Otagi Nenbutsu-ji terletak pada 1.000 rakan (patung) batu yang dibuat pada tahun 1981-1991, saat kuil ini mengalami rekonstruksi. Uniknya, beberapa patung tersebut terlihat tertawa riang, sedangkan lainnya menampilkan ekspresi tenang.
Kuil ikonis lainnya adalah Matsuo, yang terletak setengah mil di selatan Arashiyama. Kuil tersebut merupakan rumah bagi mata air yang dipercaya mampu membawa keberuntungan. Tidak mengherankan bila banyak pengusaha lokal yang menghabiskan waktunya untuk bersembahyang, berharap usaha mereka diberkati.
Jika Anda membawa si kecil, trekking di Gunung Arashiyama adalah pilihan terbaik. Pasalnya, kawasan ini memiliki Iwatayama Monkey, taman bermain khusus anak yang terletak di tepi Sungai Oi. Di dalamnya, hidup 120 snow monkey, monyet liar asli Jepang.
Semua monyet di taman ini hidup tanpa tergantung pada makanan yang diberikan manusia. Siang hari, biasanya monyet-monyet ini akan bermain di taman sambil mencari makan dan kembali ke gunung ketika malam tiba. Meski begitu, bukan berarti pengunjung tidak dapat bermurah hati memberikan monyet-monyet tersebut makanan. Di puncak taman terdapat sebuah pondokan berpagar kawat, di situ pengunjung dapat memberi makan monyet dari sebuah jendela kecil.
Pengelola Taman Arashiyama Monkey juga menerapkan sejumlah ketentuan yang harus dipatuhi pengunjung. Pertama, hindari menatap mata monyet. Mereka akan menganggap tatapan sebagai tanda ancaman yang akan memicu sikap agresif terhadap manusia. Kedua, hindari menyentuh monyet. Hal itu dapat membuat mereka stres. Ketiga, hindari memberi makan monyet di luar pondok yang telah disediakan karena akan membuat monyet-monyet tersebut berperilaku buruk terhadap pengunjung.
Ada banyak kegiatan menarik yang dapat dilakukan di taman ini. Salah satunya trekking dari gerbang utama menuju lereng Gunung Arashiyama yang menghabiskan waktu 30 menit. Pada musim semi, lereng gunung ini akan bertabur bunga sakura. Selain kera, kawasan ini juga memiliki rusa liar dan sekitar 100 jenis burung. Anda mungkin dapat melihat mereka di antara pohon-pohon.
Kuil Tenryu-ji
Tiket Masuk
Dewasa: JPY500 (Rp59.900)
Anak-anak: JPY300 (Rp36.000)
Balita: Gratis
*Tambahan biaya akan dikenakan sebesar JPY100 (Rp11.900) untuk memasuki bangunan utama.
Menuju Tenryu-ji
Ada dua alternatif transportasi yang dapat Anda pilih untuk menuju Kuil Tenryu-ji.
- Dengan Kereta Api
Anda dapat memilih Keifuku Dentetsu Arashiyama Line, lalu turun di Stasiun Arashiyama. Dari sini, Anda cukup berjalan kaki selama lima menit.
Anda juga dapat memilih JR Sagano Line, lalu turun di Saga-Arashiyama Line yang dilanjutkan dengan berjalan kaki selama 13 menit.
Pilihan terakhir menggunakan kereta api adalah Hankyu Line dan turun di Stasiun Arashiyama. Dari sini, Anda dapat berjalan kaki selama 15 menit.
- Dengan Bus
Perjalanan dapat ditempuh dengan menggunakan Shi Bus Line. Pilih bus nomor 11, 28, atau 93, lalu turun di Perhentian Arashiyama Tenryu-ji Mae. Anda juga dapat menaiki Kyoto Bus Line dengan bus bernomor 61, 72, dan 83. Lalu, pilih Perhentian Arashiyama Tenryu-ji Mae.
Informasi Lainnya
Bagi Anda yang memutuskan untuk membawa kendaraan pribadi, akan dikenakan biaya parkir JPY1.000 atau sekitar Rp120.000. Area parkir Kuil Tenryu-ji dapat menampung 100 mobil.
Alamat
68 Susukinobaba-cho
Saga-Tenryuji, Ukyo-ku
Prefektur Kyoto 616-8385 Jepang
T: (075) 881 1235
F: (075) 864 2424
Waktu terbaik mengunjungi Sagano adalah pada musim semi dan gugur. Namun, Anda perlu meluangkan waktu lebih pagi untuk menjelajahinya karena pada periode tersebut Sagano akan disesaki pengunjung.
Tidak ada biaya masuk yang dikenakan untuk menjelajahi Sagano. Pemerintah setempat membuka kawasan ini 24 jam untuk pengunjung umum.
Gedung utama Tenryu-ji bisa saja ditutup sewaktu-waktu karena upacara keagamaan dan aktivitas lainnya.
Menuju ke Arashiyama & Tempat Menginap
Ada beberapa alternatif yang dapat Anda pilih untuk menuju Arashiyama. Pertama, dari Stasiun Kyoto, Anda dapat memilih Kyoto City Bus nomor 28 atau Kyoto Bus nomor 71, 72, dan 73 atau kereta api jurusan JR Sagano menuju Stasiun Saga Arashiyama. Kedua, dari pusat Kota Kyoto, Anda dapat menaiki City Bus nomor 28 atau 11. Untuk kereta api, Anda pilih jalur dari Keifuku Arashiyama menuju Stasiun Arashiyama.
Bagi Anda yang ingin menginap, Arashiyama memiliki resor mewah bernama Hoshinoya Kyoto yang hanya dapat ditempuh dengan menggunakan feri. Resor tersebut dibanderol sekitar JPY20.400 atau sekitar Rp2,45 juta per malam.
Penulis: Siska Maria Eviline
KOMENTAR
0