Menyusuri Lore Lindu, Mengagumi Dunia Bawah Air Togean

Monday, 03 April 17 Venue

Bayangkan, Anda menyusuri hutan hujan yang lembap dengan pepohonan yang tertutup lumut. Dedaunan hijau nyaris menutup langit dari masuknya sinar matahari, yang malas menerobos pekatnya hutan. Di Taman Nasional Lore Lindu, semua itu bukan cerita semata.

Semua keelokan isi hutan itu dapat dinikmati melalui jalur-jalur yang menantang. Bukan itu saja. Bagi pengamat burung, Hutan Lore Lindu telah tersohor ke penjuru dunia sebagai “istana” burung endemik. Anda tak akan menemukan burung beragam spesies dan jenis sebanyak di Lore Lindu – baik di belahan barat Nusantara maupun bagian timur.

Petualangan bisa dimulai dari pinggiran Kota Palu, Ibu Kota Sulawesi Tengah, dengan mengendarai kendaraan four wheel drive, menuju Kecamatan Wuasa atau langsung memulai perjalanan melalui Laone atau Sadaunta menuju Danau Lindu, yang letaknya tepat di jantung Taman Nasional Lore Lindu. Di Wuasa, Anda bisa bermalam di penginapan Sandy.

Dari Wuasa, Anda bisa langsung masuk ke dalam rimba belantara mengamati berbagai burung, melintasi savanna di Kecamatan Lore Tengah, atau melihat situs megalitikum di Dusun Pokekea. Di sini juga terdapat penginapan Berkat, sebagai titik tolak menuju berbagai situs megalitikum. Setidaknya terdapat 17 lokasi megalitikum, dengan berbagai rupa bentuk. Usianya mencapai 3.000-an tahun. Pilihan lainnya adalah mengamati tarsius, primata mini, menikmati pemandian air panas di Kamamora, atau ke Wanga melihat situs kuburan raja-raja Lore.

BACA JUGA:   Krabi, Perpaduan Dataran Tinggi Dan Pantai Menawan

situs megalitikum di lore lindu

Danau Poso yang Memikat

Dari Bomba, pinggiran Taman Nasional Lore Lindu, perjalanan wisatawan dapat diteruskan menuju Tentena. Di sinilah petualangan baru dimulai. Jalanan aspal sempit berkelok melewati savanna sepi. Lantaran sepi, Anda sangat beruntung bila bersua dengan kendaraan lain. Pastikan bahan bakar penuh dan kendaraan dalam keadaan prima ketika melewati jalur Bomba-Tentena. Di savanna yang sepi itu kerap melintas rendah elang yang terbang anggun.

Usai savanna yang panjang, perjalanan dilanjutkan dengan melintasi hutan pinus yang berjajar rapi. Di perjalanan, sesekali jalan aspal terpotong. Disarankan, jangan melintasi daerah ini ketika musim hujan, kecuali kendaraan yang Anda tunggangi setangguh kendaraan berpenggerak empat roda. Butuh waktu hampir 6 jam menuju Tentena. Namun, kelelahan terbayar lunas ketika Anda sudah sampai di Danau Poso yang letaknya di pinggir Tentena. Tak banyak hotel bagus di Tentena, tapi resor yang eksklusif dan bagus lumayan banyak.

Namun, Tentena bukanlah tempat terbaik menikmati keindahan Danau Poso. Anda bisa mencari spot-spot tersembunyi di lereng pegunungan yang tenang, dengan hamparan sawah menghijau milik petani lokal. Salah satu tempat yang menarik untuk menikmati Danau Poso adalah di area Tando Bone. Di situ terdapat bungalow Tando Bone. Istimewanya, bungalow ini hanya bisa dijangkau dengan perahu bermotor. Meski terpencil, bungalow ini menyediakan fasilitas lengkap, mulai dari kamar, dapur, dan teras yang langsung menghadap danau.

BACA JUGA:   Menelusuri Jejak Budaya Arab di Kampung Al Munawar

Hutan Hujan Saluopa dan Air Terjun

15 kilometer dari Danau Poso terdapat hutan hujan Saluopa. Hutan yang rimbun ini berdekatan dengan perkebunan cokelat milik penduduk. Meski sangat dekat dengan perkampungan, suasana berubah asri saat memasuki hutan hujan yang lebat ini. Riak air sungai dan kicau burung memberi ketenangan, sebuah relaksasi yang diberikan alam. Anda dapat menghirup udara bersih hingga memenuhi rongga dada.

Ujung dari hutan hujan Saluopa adalah air terjun yang unik. Sejatinya ini bukan air terjun, tapi lebih tepat disebut air meluncur. Air tidak jatuh dari kemiringan 90 derajat, tapi meliuk-liuk melintasi bebatuan bersudut 180 derajat. Saluopa juga tempat trekking yang menarik. Anda bisa meminta bantuan guide berpengalaman menyisiri hutan hujan yang masih perawan itu.

Togean, Wisata Bahari Berkelas Dunia

Perairan Togean adalah jalur wisata selam internasional. Biasanya para penyelam memulai dari Bunaken, lantas menuju Togean, dan diteruskan ke Wakatobi. Namun, soal luas area selam, Togean yang terletak di Kabupaten Tojo Una-Una itu memiliki luas mencapai 600.000 hektare yang dihuni 262 jenis terumbu karang, 596 jenis ikan, dan 555 jenis moluska. Beberapa spesies penyu langka, seperti penyu hijau (Chelonia mygas) dan penyu sisik (Eretmochelys imbriocata), menggunakan kawasan pantai di kepulauan ini sebagai tempat mencari makan dan berkembang biak. Di perairan ini terdapat pula spesies paus pilot, kima raksasa (Tridacna gigas), dan lola (Trochus niloticus).

BACA JUGA:   Jakarta Memiliki Destinasi Wisata Outdoor Baru di ASTON Priority Simatupang Hotel & Conference Center

Wisata Bahari Dekat Kota Palu

Kalau perairan Togean terlalu jauh, 30 kilometer dari Palu terdapat Donggala. Bagi penyelam pemula, Donggala adalah spot selam ideal. Anda bisa menyambangi Prince John Resort. Inilah satu-satunya tempat yang ideal untuk berjemur maupun menyelam. Resor ini memiliki 16 bungalow yang menghadap ke timur, yang memungkinkan wisatawan menikmati pagi dengan pemandangan matahari terbit di atas horison laut, atau sekadar menikmati karang-karang dan semilirnya angin laut Teluk Palu. Teluk ini bersentuhan dengan Laut Cina Selatan, yang membuat Teluk Palu dihuni 10.000 spesies biota laut yang menarik dinikmati saat menyelam.

Bagi investor yang ingin mengembangkan wisata bahari atau taman wisata laut, Kota Palu layak ditempatkan di daftar paling atas, sebab Palu memiliki teluk yang tenang, sangat pas untuk banana boat, jet ski, bahkan kontur perbukitan di pinggir pantai memungkinkan pembangunan flying fox terpanjang di Indonesia. Dengan berbagai potensi yang dimiliki Sulawesi Tengah, Dinas Pariwisata Sulawesi membuka pintu selebar-lebarnya bagi investor di bidang pariwisata dan perhotelan.Â

Penulis: Harry Purnama