Pariwisata Indonesia tengah dipersiapkan untuk menghadapi kenormalan baru agar dapat kembali membangkitkan perekonomian negara. Karena itu, setiap pemerintah daerah diminta untuk menyiapkan diri dengan skenario terbaiknya agar penerapan new normal dapat berjalan dengan lancar.
Setelah sebelumnya pemerintah Tegal dan Bali menyatakan siap menghadapi new normal, kali ini pemerintah Belitung juga menyusul kedua daerah tersebut. Isyak Meirobie, Wakil Bupati Belitung, mengungkapkan, saat ini pihaknya telah menyusun protokol sosial ekonomi untuk keberlangsungan pariwisata daerahnya menuju new normal.
“Sama seperti Bali, kami akan membuka bertahap aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat yang ada di Belitung. Protokol terbaik untuk pariwisata di sini juga sedang kami siapkan,” ujar Isyak.
Salah satu protokol yang telah dirancang ialah mewajibkan seluruh wisatawan atau pendatang baru untuk melakukan pemeriksaan sampel tenggorokan (swab) dengan metode real time PCR. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan daerahnya tetap aman dari penyebaran virus Corona.
“Kami berencana akan membuka destinasi wisata yang ada di Belitung paling cepat bulan Juni besok. Makanya, saat ini kami sedang mempersiapkan hal-hal apa saja yang harus disiapkan saat melakukan test swab itu,” ungkapnya lagi.
Ia mengatakan, saat ini pihaknya telah memesan alat swab terbaik untuk digunakan bagi pendatang yang ingin memasuki kawasan Belitung. Nantinya, tes swab ini akan dikenakan biaya dan menjadi wajib dilakukan bagi setiap orang yang ingin melakukan perjalanan ke daerahnya.
Meskipun dikenakan biaya tes swab, pihaknya tidak ingin memberikan beban yang terlalu besar bagi si pendatang. Oleh karenanya, ia akan melakukan kerja sama dengan seluruh pelaku pariwisata untuk membuat paket khusus dengan menyertakan tes swab di dalamnya. Ia meminta kesediaan pelaku travel agent untuk membuat paket perjalanan yang dikhususkan untuk berwisata ke Belitung.
“Kami akan segera susun paketannya setelah alat yang kami pesan datang. Misalnya saja dengan paket Rp6 juta, sudah bisa ikut tes ini dan melakukan wisata ke beberapa destinasi yang ada. Tetapi, hanya orang yang hasilnya negatif saja yang baru bisa diizinkan untuk pergi ke destinasi di Belitung,” jelasnya lagi.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Nunung Rusmiati menyambut baik tawaran dari pemerintah kabupaten Belitung. Ia akan mengajak seluruh anggotanya agar segera membuat paket khusus ke Belitung untuk menyambut new normal.
“Saat ini, kami memang tengah fokus ke pariwisata Bali, tetapi kalau Belitung juga sudah siap pariwisatanya, kami akan segera membuat paket tersebut. Kami juga tidak menutup kemungkinan untuk kerja sama dengan daerah-daerah yang memang sudah siap membuka wisatanya di new normal nanti,” jelas Rusmiati.
Untuk melengkapi protokol terbaru menuju new normal, Pemkab Belitung juga akan meminta seluruh pendatang untuk mengunduh aplikasi khusus bernama fightcovid-19. Aplikasi pemantauan COVID-19 bagi pendatang ini sudah diluncurkan sejak April 2020 dan saat ini menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Selain memiliki aplikasi tersebut, Pemkab Belitung juga akan memberikan gelang khusus bagi setiap orang yang memasuki daerahnya.
“Aplikasi ini merupakan karya milenial anak bangsa dari daerah kami yang saat ini sudah ditarik ke BNPB Pusat. Selain melalui aplikasi tersebut, pengawasan kami juga menggunakan gelang khusus yang tidak ada chip-nya, tetapi menimbulkan efek psikologis bagi si pemakainya,” ucap Isyak.
Selain menyiapkan protokol menuju new normal, Pemkab Belitung juga sedang mengembangkan wisata global geopark di daerahnya. Menurutnya, saat ini pihaknya tengah menunggu kabar dari UNESCO terkait sertifikasi Global Geopark (UGG) untuk daerah Belitung.
“Sejak awal Belitung membangun wisata itu memang mengedepankan kelestarian alamnya dan yang kami jual itu semuanya serba alam. Jadi, mudah-mudahan kami berhasil masuk ke global geopark yang saat ini tinggal menunggu proses sidangnya di Jeju, Korea Selatan,” kata Isyak.
KOMENTAR
0