Cara Menghasilkan Uang dari Event Virtual

Tuesday, 09 June 20 Bonita Ningsih
ipos baku sapa

Beberapa waktu lalu, majalah VENUE meluncurkan program terbarunya yang dinamakan “Ngoprek Event (Ngobrolin Pariwisata dan Ekonomi Kreatif)” melalui live steaming di Instagram. Mengambil tema “Nyetak Duit di Masa Sulit”, episode perdananya ini mengundang Harry Dwi Nugraha selaku pendiri EGO Global Network untuk menjadi pembicaranya.

Salah satu bahasan yang menarik ialah bagaimana memonetisasi virtual event yang tengah menjadi tren di masa pandemi COVID-19. Sebagai salah satu pelaku virtual show management, Harry membagikan informasi terkait hal-hal apa saja yang dapat di-monetize saat menyelenggarakan virtual event.

Menurutnya, dalam pelaksanaan virtual event, pihaknya dapat meminta biaya penanganan produksi dari klien yang membutuhkan jasanya. Biaya produksi ini dibagi menjadi dua kategori, yakni software dan hardware, yang mana cakupan kegiatannya akan berbeda-beda sesuai dengan keinginan para klien.

BACA JUGA:   FBIM: Ajang Mengenal Lebih Dekat Budaya Suku Dayak

Produksi yang menggunakan software akan lebih mudah karena tidak memerlukan banyak peralatan dan tim di dalamnya. Di sini, yang diperlukan hanya internet stabil, cloud meeting terbaik, host, narasumber, moderator, dan bagian administrasi. Oleh karenanya, dalam produksi software hanya membutuhkan kurang lebih 6-8 tim saja yang mengawal jalannya acara.

Sementara produksi hardware digunakan untuk virtual event yang sifatnya live streaming. Peralatan yang dibutuhkan akan lebih banyak, seperti menyewa studio, mixer, video, lampu, sound system, hingga backdrop. Oleh karenanya, khusus produksi hardware membutuhkan nilai investasi yang besar sehingga harus dijaga keberlangsungannya.

“Makanya, handling fee bisa kita kenakan di sini. Nantinya, kita bisa dapat biaya produksi hardware dan software sebagai pengganti biaya investasi yang sudah dikeluarkan,” ujar Harry.

BACA JUGA:   Big Bad Wolf 2017 Hadir 280 Jam Non Stop

Langkah monetize selanjutnya ialah dengan meminta uang pendaftaran bagi para peserta yang ingin bergabung ke dalam virtual event tersebut. Menurutnya, hal ini menjadi wajar karena ada beberapa kegiatan yang sifatnya komersial.

Selain itu, virtual show management dapat mendapatkan uang dari kehadiran para sponsor di setiap acara. Virtual show management akan menawarkan harga yang bersaing dan bervariasi agar dapat menarik perhatian para sponsorship.

“Kita sisipkan sponsor-sponsor tersebut di dalam acara, karena mabok kalau acara virtual digeber selama tiga jam tidak ada break-nya. Orang juga akan jenuh kalau kelamaan virtual event tanpa ada jeda,” ucapnya lagi.

BACA JUGA:   Java Festival Production Gelar Acara Musik di Tengah Pandemi

Meskipun pelaksanaan virtual event terbilang baru, minat perusahaan atau korporat untuk memberikan sponsor kegiatan tersebut sudah terlihat. Bahkan, menurutnya, saat ini sudah ada beberapa kegiatan virtual yang memiliki banyak sponsor di dalamnya.

“Ada satu asosiasi yang sudah menawarkan paket sponsor dari Rp7,5 juta sampai Rp15 juta. Mereka berani menjual itu karena setiap kali buat kegiatan, yang nonton banyak, dan menurut saya ini keren,” ucap Harry lagi.