International Furniture & Craft Fair Indonesia (IFFINA) hadir untuk kedelapan kalinya pada tahun ini. Acara yang digagas oleh Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (ASMINDO) dengan Traya Indonesia sebagai organizer itu dilaksanakan pada 10-13 Maret 2016 di Hall B, Jakarta Hall Convention Center.
Tahun ini, IFFINA hadir di Jakarta Convention Center untuk pertama kalinya. Pada enam tahun pertama, IFFINA diselenggarakan di JIExpo Kemayoran, serta dua tahun terakhir di Parkir Timur Senayan. Pameran ini hadir sebagai rangkaian pameran ASEAN Furniture Industries Council yang diikuti 300 peserta. Jumlah tersebut merupakan 10 persen dari anggota ASMINDO.
IFFINA 2016 menargetkan dikunjungi 1.500 buyer dari 87 negara. Selain itu, target transaksi diharapkan berjumlah US$700 juta. Dalam penyelenggaraan kali ini, para perajin dan industri furnitur berkolaborasi dengan desainer dari Mozaik Indonesia sehingga meningkatkan daya saing produk furnitur Indonesia di industri internasional.
“Dengan banyaknya sumber daya manusia dan bahan baku yang melimpah, industri furnitur kita dapat bersaing dengan produk-produk furnitur luar negeri,” ujar Saleh Husin, Menteri Perindustrian Indonesia dalam pembukaan IFFINA 2016. Menurutnya, industri furnitur nasional mengalami peningkatan signifikan setelah pemerintah menerapkan kebijakan melarang atau membatasi ekspor sumber daya alam.
Serupa dengan Saleh, Ketua Umum ASMINDO Taufik Gani mengatakan, “Potensi industri kerajinan dan furnitur sangatlah besar dan dapat menjadi andalan di masa depan. Industri ini mampu menyerap tenaga kerja hingga 2,5 juta orang.” Data BPS menunjukkan, nilai ekspor industri furnitur dan kerajinan pada 2015 mencapai US$2,6 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa potensi pasar ini telah berkembang pesat.
“Diharapkan dalam lima tahun ke depan nilai ekspor untuk industri kayu dan rotan sebesar US$5 miliar dapat dicapai,” ucap Saleh.
Penulis: Mikhail
KOMENTAR
0