Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) bekerja sama dengan Dyandra Promosindo selaku event organizer kembali menyelenggarakan pameran waralaba bertajuk International Franchise, License & Business Concept Expo & Conference (IFRA) 2017. Pameran waralaba terbesar di tanah air ini berlangsung pada 19 hingga 21 Mei 2017 di Hall A, Jakarta Convention Center. Pameran bertaraf internasional yang telah memasuki usia ke-15 ini mengangkat tema “Take a Chance Become an Entrepreneur”.
Anang Sukandar, Ketua Asosiasi Franchise Indonesia (API), mengatakan, peluang membuka usaha selalu ada mulai dari usaha skala kecil hingga besar. Mereka yang dari UKM seperti pedagang kaki lima kini sudah mulai berkembang usahanya. Kehadiran IFRA di tahun ini melanjutkan upaya mendorong pelaku usaha tidak hanya membuka usaha hanya di kota besar seperti di Jakarta, tetapi juga di daerah-daerah. Para pelaku usaha waralaba bisa mulai dari usaha kopi, spa, kecantikan, pendidikan, dan lainnya. Menurutnya, tren usaha waralaba masih makanan dan minuman.
“Waralaba adalah bisnis yang cocok untuk usaha kerakyatan, dan saya kira itu sangat benar, kenapa sebanyak 70 hingga 80 persen orang Indonesia berwirausaha secara mandiri,” ungkap Anang.
Anang melihat bahwa kreativitas masyarakat Indonesia dalam melihat peluang ekonomi tidak diragukan lagi. Dengan adanya pameran IFRA 2017 ini diharapkan masyarakat Indonesia berani menjadi pengusaha.
“Pameran IFRA 2017 ini sasarannya adalah karyawan, anak-anak muda umur 30 hingga 40 tahun, maupun pensiunan. Di sini juga diadakan workshop menarik yang mendiskusikan bagaimana cara memilih perusahaan waralaba yang benar sehingga calon pengusaha tidak tertipu untuk membuka usahanya,” kata Novit Cahyani, Division Manager Dyandra Promosindo.
Tjahya Widyanti, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, mengapresiasi pameran IFRA 2017 ini yang diharapkan melalui pameran ini dapat menumbuhkan perekonomian nasional. Dia juga menyetujui bahwa waralaba inilah yang menjadi ekonomi untuk kerakyatan, sebab memang dilakukan oleh semua rakyat dengan secara tidak langsung menumbuhkan pergerakan ekonomi nasional.
Perhelatan IFRA 2017 menempati lahan seluas 3.000 meter persegi dengan dikuti 150 peserta. Adapun peserta dari luar negeri yang turut berpartisipasi adalah dari Malaysia, Singapura, Hong Kong, dan Filipina. Sebanyak 350 merek meramaikan IFRA 2017, mulai dari makanan, minuman, peralatan dapur, spa, hiburan, hingga kesehatan. Panitia menargetkan pameran ini akan didatangi 15.000 pengunjung serta transaksi Rp500 miliar. IFRA tahun lalu menempati lahan 4.000 meter persegi dengan diikuti 180 peserta, menampilkan 350 merek, dihadiri 14.000 pengunjung, serta menghasilkan transaksi Rp400 miliar.
Novit Cahyani menjelaskan, menurunnya jumlah peserta di tahun ini karena memang berbarengan dengan penyelenggaraan pameran serupa di Malaysia.
KOMENTAR
0