Indonesia tengah menghadiri acara Asean Tourism Forum (ATF) yang digelar secara hybrid di Sihanoukville, Kamboja. Indonesia sendiri memilih hadir secara virtual untuk meminimalisir penyebaran virus Covid-19 varian Omicron yang telah tersebar di beberapa negara dunia.
“Saat ATF berlangsung, ada acara yang paling strategis bagi kami yaitu mengalihkan kepemimpinan dari Kamboja ke Indonesia. Di sini, kami akan menerima tongkat estafet kepemimpinan ATF untuk tahun ke depan di periode 2023,” ungkap Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Setelah mendapatkan tongkat estafet, pemerintah berencana akan menyiapkan berbagai kegiatan menuju acara puncak ATF pada tahun 2023. Menurut Sandiaga, ATF tahun depan rencananya akan diselenggarakan pada Januari 2022 di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sandiaga mengatakan, Yogyakarta dipilih sebagai lokasi puncak acara ATF 2023 karena dinilai memiliki kapasitas dan fasilitas yang memadai. Selain itu, Yogyakarta dianggap sebagai lokasi yang paling dekat dengan Destinasi Super Prioritas (DSP) Borobudur sehingga mampu mengangkat pariwisata di daerah sana.
“Fokus kami itu pengembangan 5 DSP dan puncak acara ini berkaitan erat dengan Borobudur yang sudah diakui sebagai situs warisan dunia UNESCO. Saya sudah berkunjung ke Borobudur dan nantinya akan terus kita percantik kawasan di sana,” ucapnya lagi.
Selain membenahi kawasan Borobudur, pemerintah juga akan mempermudah akses para delegasi dari beberapa negara yang hadir di acara ATF 2023. Nantinya, Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) akan segera dioperasikan untuk penerbangan internasional dan akses langsung menuju Borobudur akan segera dibuka.
“Jalan menuju Borobudur akan terhubung dengan jalan tol Trans Jawa yang baru dan ada juga kereta api dari bandara YIA. Ini akan menjadi sesuatu yang memudahkan akses para delegasi di beberapa negara,” ujar Sandiaga.
Dengan adanya kemudahan tersebut, diharapkan ATF 2023 dapat memberikan kesan yang mendalam bagi para delegasi negara-negara ASEAN yang datang berkunjung. Terutama bagi anggota delegasi asal Kamboja, Laos, Thailand, dan Vietnam yang mayoritas beragama Buddha.
“Negara-negara yang mayoritas beragama Budha akan menjadi target utama dari Borobudur. Jadinya, Borobudur tidak hanya menjadi destinasi yang populer di Indonesia, tetapi, juga dapat memberikan makna bagi negara-negara tersebut,” katanya lagi.
Lebih lanjut Sandiaga berharap agar kegiatan ini dapat menjadi puncak momentum bagi pemulihan perekonomian nasional dan regional hingga terciptanya lapangan pekerjaan baru di bidang pariwisata. Selain itu, kegiatan tersebut akan menjadi pertimbangan dalam mengembangkan kebijakan yang tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu.
“Mudah-mudahan keketuaan Indonesia di ASEAN Tourism Forum ini akan semakin menyiapkan kita untuk kebangkitan ekonomi dan juga peluang-peluang ekonomi ini akan diikuti dengan terbukanya lapangan pekerjaan yang sudah dibutuhkan oleh sektor pariwisata,” Sandiaga menambahkan.
KOMENTAR
0