Maybank Marathon Bali (MMB) kembali digelar pada 8 September 2019. Perhelatan yang kedelapan kalinya ini diikuti lebih dari 11.659 pelari profesional maupun amatir, dan diikuti peserta asing dari 50 negara. Menurut panitia acara, jumlah peserta tahun ini meningkat sekitar 10 persen dari jumlah peserta Maybank Marathon Bali 2018.
Dari jumlah tersebut sebanyak 2.444 peserta merupakan peserta kategori Full Marathon (42,195 km), dan 327 di antaranya merupakan peserta luar negeri. Sementara peserta Half Marathon (21,0975 km) diikuti sekitar 5.135 peserta, dan sebanyak 595 peserta berasal dari luar negeri. Selebihnya, sebanyak 4.080 orang adalah peserta 10K dengan lebih dari 316 peserta merupakan peserta luar negeri.
Belasan ribu orang datang ke Bali menjadi berkah tersendiri buat Bali, yang belakangan memang sedang gencar menyosialisasikan bahwa Bali tak hanya terkenal di seluruh dunia sebagai top tourism destination di sisi budaya, adat, dan keindahan alam, tetapi juga sebagai top sport tourism destination kelas dunia.
Ketut Suwandi, Ketua Umum KONI Provinsi Bali, mengapresiasi dan menyambut baik kehadiran sejumlah event olahraga di Bali. Dengan adanya lomba lari tingkat internasional seperti ini di Bali, para peserta selain berolahraga, juga bisa sekalian berwisata.
“Harus sama-sama kita kelola manfaat dampak positifnya untuk perkembangan sport tourism di Bali karena tak hanya sisi kesehatan dengan berolahraga tapi bayangkan belasan ribu orang ke Bali akan berdampak pada peningkatan ekonomi rakyat di segala sisi, mulai dari tingkat hunian hotel meningkat, transportasi, cenderamata, restoran, serta lainnya terkait pariwisata,” ujar Suwandi.
Suwandi menambahkan, terciptanya sport tourism di Bali bukan hanya tanggung jawab KONI, tapi juga banyak pihak seperti stakeholder pariwisata dan pihak lain.
Potensi besar Bali untuk menjadi top sport tourism destination kelas dunia juga diakui oleh seorang pencinta olahraga lari kelas dunia, Fazil Erwin Alfitri, yang sudah melanglang buana ikut lomba lari dan berhasil menyelesaikan seluruh World Marathon Major di dunia, termasuk di Boston, Chicago, Berlin, New York, Tokyo, dan London.
Menurutnya, penyelenggaraan lomba lari di Bali sudah berada dalam kelas dunia dan tak kalah bersaing dengan lomba sejenis yang diselenggarakan di luar negeri. “Penyelenggara Bali Marathon menurut saya one of the best in the region, bukan saja di Indonesia. Saya pikir karena mereka juga pelari juga jadi tahu apa saja yang diperlukan untuk para pelari sendiri,” ujar Fazli.
Ajang sport tourism ini juga dirasakan oleh para wisatawan domestik dari berbagai daerah yang sengaja ke Bali untuk mengikuti MBM 2019 ini. Seperti yang dikatakan oleh Muhammad Hafizni, salah satu manajer di sebuah perusahaan besar nasional di Jakarta yang datang bersama teman-teman kantornya sebanyak 20 orang. “Ya buat senang-senang saja ikut lomba lari, selain menyehatkan, bisa berwisata ke beberapa tempat wisata di Bali,” ujar Hafizni.
Bahkan, ada peserta lainnya yang mencari “bekal” ilmu untuk diterapkan di daerahnya selepas ajang sport tourism di Bali ini. Seperti yang dikatakan oleh Mayor Muhdar, personel TNI dari Lombok yang juga Konsultan Pelatih PASI, yang membawa empat atlet asuhannya mengikuti ajang ini.
Mayor Muhdar mengatakan, banyak pihak bisa terinspirasi dengan kesuksesan ajang sport tourism di Bali, termasuk sejumlah pihak di Lombok. “Oleh karenanya saya akan mengambil ilmu dengan keberadaan saya di sini untuk membuat event yang sama di bidang sport tourism buat kemajuan perkembangan pariwisata Lombok. Mudah-mudahan tahun ini juga bisa terealisir,” ujar Muhdar.
KOMENTAR
0