Akhir tahun 2019, dunia tengah diguncang permasalahan wabah virus corona atau COVID-19. Berawal dari kota Wuhan di China, virus ini mulai menyebar melalui interaksi langsung antar-manusia. Hingga akhirnya, pada Maret 2020 virus ini terdeteksi masuk ke Indonesia.
Masuknya virus COVID-19 di Indonesia tidak hanya mengganggu kesehatan masyarakat, tetapi juga mengganggu perekonomian. Banyak industri yang mengalami kerugian, salah satunya ialah industri pariwisata. Sektor-sektor terkait pariwisata pun terkena dampak penyebaran virus ini, khususnya sektor hotel.
Meskipun virus Corona baru masuk ke Indonesia pada Maret 2020, Colliers International Indonesia mencatat sudah ada penurunan bisnis di sektor hotel, khususnya yang berada di Bali. Hal ini terjadi lantaran pada 5 Februari 2020 pemerintah menutup penerbangan dari dan ke Bali bagi tamu dari China. Akibatnya, turis dari China menurun dan mengurangi tingkat hunian hotel yang ada di Bali.
“Seperti yang kita ketahui bahwa China masuk ke dalam tiga besar pangsa pasar pariwisata di Bali. Sejak saat ini, kegiatan pariwisata di Bali sudah mulai menurun,” ujar Ferry Salanto, Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia.
Ferry menjelaskan, berdasarkan data pariwisata, kunjungan wisatawan asing ke Bali mulai turun tajam pada bulan Februari 2020 sebesar 30 persen. Penurunan paling tajam berasal dari wisatawan China sebesar 96 persen, dan wisatawan dari Australia turun sebesar 19 persen.
“Jadi dengan penurunan ini, dampak yang terjadi juga sangat signifikan. Dari Januari hingga Februari 2020, jumlah wisatawan di Bali turunnya cukup drastis dan ini tidak mengikuti pola yang ada selama ini,” ujar Ferry.
Untuk melihat dampak yang terjadi di sektor hotel Bali, Colliers International Indonesia membagikan data terkait AOR (Average Occupancy Rate) dan ADR (Average Daily Rate). Informasi ini mengacu dari data yang dikeluarkan oleh STR (Smith Travel Research), yakni konsultan penelitian khusus hotel. Data yang diberikan merupakan data survei pada bulan Januari hingga Februari 2020.
Akhir tahun 2019, dunia tengah diguncang permasalahan wabah virus corona atau COVID-19. Berawal dari kota Wuhan di China, virus ini mulai menyebar melalui interaksi langsung antar-manusia. Hingga akhirnya, pada Maret 2020 virus ini terdeteksi masuk ke Indonesia.
Masuknya virus COVID-19 di Indonesia tidak hanya mengganggu kesehatan masyarakat, tetapi juga mengganggu perekonomian. Banyak industri yang mengalami kerugian, salah satunya ialah industri pariwisata. Sektor-sektor terkait pariwisata pun terkena dampak penyebaran virus ini, khususnya sektor hotel.
Meskipun virus Corona baru masuk ke Indonesia pada Maret 2020, Colliers International Indonesia mencatat sudah ada penurunan bisnis di sektor hotel, khususnya yang berada di Bali. Hal ini terjadi lantaran pada 5 Februari 2020 pemerintah menutup penerbangan dari dan ke Bali bagi tamu dari China. Akibatnya, turis dari China menurun dan mengurangi tingkat hunian hotel yang ada di Bali.
“Seperti yang kita ketahui bahwa China masuk ke dalam tiga besar pangsa pasar pariwisata di Bali. Sejak saat ini, kegiatan pariwisata di Bali sudah mulai menurun,” ujar Ferry Salanto, Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia.
Ferry menjelaskan, berdasarkan data pariwisata, kunjungan wisatawan asing ke Bali mulai turun tajam pada bulan Februari 2020 sebesar 30 persen. Penurunan paling tajam berasal dari wisatawan China sebesar 96 persen, dan wisatawan dari Australia turun sebesar 19 persen.
“Jadi dengan penurunan ini, dampak yang terjadi juga sangat signifikan. Dari Januari hingga Februari 2020, jumlah wisatawan di Bali turunnya cukup drastis dan ini tidak mengikuti pola yang ada selama ini,” ujar Ferry.
Untuk melihat dampak yang terjadi di sektor hotel Bali, Colliers International Indonesia membagikan data terkait AOR (Average Occupancy Rate) dan ADR (Average Daily Rate). Informasi ini mengacu dari data yang dikeluarkan oleh STR (Smith Travel Research), yakni konsultan penelitian khusus hotel. Data yang diberikan merupakan data survei pada bulan Januari hingga Februari 2020.
KOMENTAR
0