Semakin banyak orang beralih memilih belanja online ketimbang mendatangi langsung toko fisik selama Pandemi Covid-19. Hal itu untuk menghindari risiko penularan virus corona.
Namun menurut Drian Rizaludin, Business Development at Renet Digital Indonesia, belanja online juga memiliki kemungkinan risiko penipuan.
“Misalnya ketika orang pura-pura menjual produk yang sangat murah, padahal harga resminya lebih mahal,” ujar dia dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kota Mojokerto, Jawa Timur, Jumat (3/9/2021).
Menurut dia, terdapat beberapa tips belanja online yang aman agar tak terkena penipuan, di antaranya:
- Ketahui harga barang di pasaran
Anda bisa menaruh curiga jika penjual membuat harga yang murah pada suatu barang. Untuk itu Anda harus mengecek berapa harga barang tersebut di pasaran.
- Periksa reputasi toko online
Anda bisa mencari tahu riwayat dan reputasi toko online dengan mengetikkan nama toko online di Google. Untuk memastikan toko online tersebut benar-benar menjual barang, Anda bisa mencari di media sosial seperti Instagram atau Facebook.
- Jangan mudah percaya pada toko online yang baru
Dalam beberapa kasus, toko online yang baru tidak diketahui bagaimana rekam jejaknya. Untuk itu waspada terhadap toko yang baru dan tak memili rekomendasi dari pelanggan lain.
- Periksa ulasan atau review toko online
Periksa ulasan toko online dari pelanggan, termasuk bintang 5 atau testimoni dari pelanggan lain.
- Pastikan situs belanja online terpercaya
Saat belanja online, pilih situs yang terpercaya. Situs belanja online terpercaya biasanya sudah dilengkapi metode perlindungan yang terjamin keamanannya.
- Perhatikan syarat dan ketentuan yang berlaku
Perhatikan syarat dan ketentuan yang berlaku. Masing-masing situs belanja online memiliki syarat dan ketentuan dalam menyediakan layanannya.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0