Orang yang kecanduan gawai (gadget) mungkin tidak menyadari bahwa dirinya sudah mengalami masalah kesehatan akibat terlalu sering menggunakan benda tersebut. Padahal, menurut Ziadatul Hikmiah, Dosen Psikologi Universitas Brawijaya, dampaknya tidak main-main.
“Kecanduan gawai bisa meningkatkan risiko terjadinya gangguan emosi, nyeri leher, sulit beraktivitas, kurang tidur, hingga penyakit tertentu,” kata dia dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (28/9/2021).
Kecanduan gawai, lanjut dia, berkaitan erat dengan kecanduan internet. Hal ini karena kebanyakan tontonan, permainan (game), atau fitur menarik di gawai yang sering digunakan dapat dengan mudah diakses melalui internet.
“Kecanduan gawai bisa menyebabkan efek euforia yang sama dengan perilaku kecanduan lainnya, seperti berjudi atau melihat tontonan pornografi,” ujar Ziadatul.
Menurut dia, seseorang dikatakan sudah kecanduan gawai apabila sebagian besar waktunya dihabiskan untuk menggunakan gawai, seperti smartphone, tablet, laptop, atau portable gaming device. “Istilah untuk kondisi ini adalah nomophobia (no mobile phobia), yang berarti ketakutan untuk aktivitas sehari-hari tanpa smartphone maupun gawai dalam bentuk lainnya.”
Siapa pun yang kecanduan gawai, kata Ziadatul, dapat mengalami berbagai efek buruk, tidak peduli usia dan profesinya. Menurutnya, terdapat beberapa dampak yang dapat muncul akibat kecanduan gawai, di antaranya:
- Masalah pada mata
Karena terlalu lama menatap layar gawai, mata bisa menjadi bermasalah. Beberapa masalah pada mata yang berisiko terjadi pada pecandu gawai adalah mata lelah, mata kering, dan penglihatan terganggu.
- Nyeri di bagian tubuh tertentu
Orang yang sudah kecanduan gawai mungkin tidak menyadari bahwa lehernya sering tertekuk dan jari-jari tangannya tidak berhenti mengetik di layar gawainya. Hal ini membuat mereka rentan mengalami sakit leher, nyeri bahu, serta nyeri pada jari-jari dan pergelangan tangan.
- Infeksi
Layar gawai adalah sarangnya jutaan kuman. Bahkan ada riset yang menyatakan kuman E.coli penyebab diare paling banyak ditemukan pada gawai. Hal ini membuat orang yang sering bersentuhan dengan gawai lebih berisiko terkena infeksi.
- Kurang tidur
Pecandu gawai sering kali rela begadang, sehingga kualitas dan waktu tidurnya berkurang. Jika dibiarkan berkepanjangan, hal ini dapat menyebabkan gangguan tidur. Masalah kesehatan ini bisa meningkatkan risiko terjadinya obesitas, diabetes, penyakit jantung, bahkan infertilitas.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0