Hoaks selalu jadi pembicaraan menghebohkan. Gara-gara hoaks banyak terjadi kekacauan besar yang bisa merugikan banyak orang.
“Jadi enggak heran kalau akhirnya penyebar hoaks diancam hukuman penjara,” kata Erri Gandjar, GA Director Oz Radio Bali & Founder HIRU Clothing Line, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Rabu (15/9/2021).
Dengan adanya ancaman serius bagi penyebar hoaks, tambah Erri,tetap masih banyak orang yang menyebarkan hoaks di akun media sosialnya. Menurut dia, terdapat beberapa alasan orang menyebarkan berita hoaks, di antaranya:
- Bangga Jadi yang Pertama Kali Menyebarkan
Menjadi orang yang pertama kali menyebarkan sesuatu di media sosial jadi suatu kebanggaan tersendiri. Karena alasan ini, banyak pengguna media sosial tidak memperhatikan apakah yang mereka sebarkan itu benar atau bohong.
- Suka Berbagi, Malas Membaca
Bagi sebagian orang, membagikan unggahan di media sosial adalah kegiatan yang menyenangkan. Selain bebas berekspresi, di media sosial juga orang merasa jadi diri sendiri. Menyedihkannya, minat berbagi ini tidak diimbangi dengan minat membaca yang tinggi.
- Gemar Mencari Sensasi
Saat menemukan sesuatu yang menghebohkan, banyak orang secara refleks membagikan suatu postingan. Tanpa mencari tahu beritanya asli atau hoaks, yang penting sensasi dengan membagikan berita heboh. Bahkan, banyak juga orang yang menyadari itu hoaks, tapi tetap membagikannya. “Semua demi sensasi, demi agar dikenal dan kepuasan diri sendiri,” kata Erri.
- Tidak Tahu Itu Hoaks
Sebagian di antara penyebar hoaks, banyak yang tidak tahu apa itu hoaks. Mereka tahunya hanya membagikan postingan orang karena tertarik dengan judul, foto, atau isinya saja. Tujuannya sih mulia, supaya orang lain juga tahu kabar tersebut. Tapi sayangnya, dia tidak tahu itu hoaks.
- Ikutan Tren
Semakin banyak dibicarakan dan dibagikan, maka akan semakin viral sebuah video atau postingan orang. Dampaknya hal itu seolah menjadi tren. Karena ingin ikutan tren yang sedang ramai, jadi mereka pun ikut menyebarkannya.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0