Anti-Baper Menghadapi Cyberbullying

Saturday, 07 August 21 Venue

Kehadiran media sosial mempermudah untuk bersosialisasi meng-update status, berbagi cerita, membagikan foto dan video. Namun, tak selamanya media sosial berdampak positif. Sisi negatifnya banyak perundungan di internet alias cyberbullying. Aksi tersebut biasanya berbentuk ujaran kebencian atau ejekan.

“Saya pernah mengalami cyberbullying terkait banyak hoaks yang beredar menjelang Pilpres 2019. Tapi, saya melengkapi diri dengan anti-baper,” kata Fetty Kurniawati, Pendamping Sosial Kemensos RI & Dosen Luar Biasa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Madiun, dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Jumat (6/8/2021).

Dia pun tak takut ketika dibully karena menyampaikan hal baik kepada publik. “Saya selalu membentengi diri dengan hal seperti itu. Jangan sampai gara-gara satu, dua bully kemudian memengaruhi seluruh diri kita.”

BACA JUGA:   Ini Syarat Agar Radio Tidak Tergerus Media Online

Fetty pun memberikan langkah-langkah yang bisa dilakukan jika mengalami cyberbullying. Di antaranya:

  • Jangan merespon.

Ketika mendapat perlakuan bully, usahakan sebisa mungkin untuk tidak merespon. Panas dibalas panas, tentu akan menjadi semakin panas.

  • Blok pem-bully.

Jika bully terjadi di media sosial seperti Facebook atau Instagram, Fetty menyarankan untuk segera menutup akses pelaku bullying ke media sosial Anda. Jangan berikan peluang bagi para pem-bully melancarkan aksinya.

  • Komunikasi.

Langkah yang paling penting dalam menghadapi bullying, adalah mengomunikasikan apa yang Anda alami dengan orang dekat. Baik itu keluarga, teman, atau seseoran yang dipercaya.

  • Simpan bukti.
BACA JUGA:   Garap Promosi Wisata dan Budaya Melalui Go Digital

Jika sudah sampai tahap yang mengganggu aktivitas atau kehidupan, Anda bisa melakukan screen capture (mengambil screenshot) aksi bullying dan menyimpannya. Screenshot bisa dijadikan bukti jika ingin memperkarakan kasus tersebut.

  • Jangan jadi ‘penonton’.

Jika Anda menyaksikan atau mengetahui ada tindakan bullying, cobalah untuk tidak hanya menyimaknya. Jangan diam, tapi bantu orang tersebut. Caranya bisa dengan melaporkan tindakan bullying kepada pihak yang berwenang, aktivis, atau organisasi anti bully yang Anda ketahui.

“Pembiaran juga termasuk salah satu bentuk cyberbullying. Apalagi sampai ikut menyebarkan sesuatu hal yang membuat orang itu terpojok,” tuturnya.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

BACA JUGA:   Tiga Modus Penipuan Melalui WhatsApp

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).