Dapat Mengancam Anak, Ini Bahaya Internet

Saturday, 20 November 21 Venue
Edu Gears Exhibition

Ruang digital erat kaitannya dengan internet yang telah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Menurut Ervita Delima Sari, Social Media Specialist, anak-anak pun harus beradaptasi menggunakan gawai untuk memenuhi kebutuhannya dalam belajar karena pandemi.

“Pemikiran anak yang masih labil cenderung belum bisa memilih informasi yang baik dan buruk. Dengan demikian, ada bahaya internet yang mengancam mereka. Dalam hal ini, peran  atau orang dewasa sangat diperlukan untuk melindungi anak-anak di ruang digital,” tutur dia dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Kamis (18/11/2021).

Menurutnya, terdapat tiga motivasi anak saat mengakses internet, yaitu mencari informasi, terhubung dengan teman, dan sarana hiburan. Motivasi konsumsi internet untuk hiburan ini yang berpotensi menurunkan kepribadian dan menciptakan mental yang negatif pada anak-anak.

BACA JUGA:   Literasi Baik Hindari Informasi Absurd

“Padahal diperlukan sekali dasar pemahamannya sendiri tentang teknologi supaya anak-anak tidak kecanduan atau terjebak di internet,” ujar Ervita.

Ciri-ciri kecanduan ini, kata dia, ditandai dengan itensitas penggunaan internet yang tinggi.  Pun terkadang tidak sadar telah memfasilitasinya, seperti Wi-fi, paket internet unlimited, dan lain-lain. Kemudian, kontrol diri dan emosi yang lemah terhadap internet, dan minimnya interaksi dengan lingkungan sosial sekitar.

“Anak-anak yang kecanduan cenderung untuk melupakan tanggung jawab dan tugas individu. Dalam pendidikan, anak yang kecanduan internet jadi lebih malas belajar dan lupa mengerjakan PR. Bahayanya, kecanduan internet dapat membuat anak mengalami gangguan emosional,” kata Ervita.

BACA JUGA:   Ragam Pilihan Investasi Online

Untuk anak-anak yang sudah kecanduan internet, lanjut dia, dampak negatifnya bermacam-macam. Anak-anak jadi lebih percaya dengan informasi hoaks, banyak informasi yang tidak sesuai dengan usia anak, bocornya informasi pribadi, masalah kesehatan, dan terjadinya cyberbullying.

“Kalau anak bisa memilih mana hal yang memberi dampak positif, tentunya semua kekhawatiran tersebut tidak akan terjadi,” ujar Ervita.

Tugas  dalam melindungi anak di ruang digital yakni dapat dilakukan dengan cara membangun komunikasi dua arah, manfaatkan fitur parental control, dampingi anak saat mengakses internet, ajarkan anak cara berperilaku di ruang digital, serta buat aturan bersama anak terkait penggunaan internet.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

BACA JUGA:   Tips Bikin Konten Menarik di Medsos

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).