Etika Berbahasa di Era Digital

Friday, 03 December 21 Venue

Ruang digital mengakomodasi segala gaya bahasa masuk di dalamnya, karena orang bisa berkomunikasi sebebasnya secara tak langsung. Namun, sedikit saja ada tata krama yang dilanggar dalam komunikasi itu dampaknya bisa buruk.

“Entah karena orang yang menerima salah tangkap atau ada penggunaan bahasa yang dinilai kasar, tak sopan, atau bias/persepsinya tak jelas,” kata Dirga Romadhoni, Konsultan Industri Kecil Menangah, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Rabu (01/12/2021).

Meski di ruang digital, kata dia, gunakanlah konsep bahasa yang baik dan benar. Menurut Dirga, konsep bahasa yang baik berarti sesuai konteks keadaan dan benar berarti sesuai aturan kebahasaan.

Bahasa Indonesia yang baik, lanjut Dirga, artinya berkaitan dengan nilai-nilai sosial masyarakat yang berlaku. Artinya, pada saat menggunakan bahasa itu wajib diperhatikan kepada siapa kita berkomunikasi.

“Misalnya penggunaan kata ‘aku’ digunakan kepada teman-teman dan kata ‘saya’ digunakan kepada orang yang lebih tua atau dihormati,” kata dia.

BACA JUGA:   Mendidik Anak di Era Digital, Begini Caranya

Dia juga mengatakan, konsep bahasa yang baik dan benar ini diakui tidak berjalan karena masih ada sebagian kalangan yang tidak belajar bahasa Indonesia secara terstruktur. Saat ini, penggunaan bahasa Indonesia tidak secara baik dan benar justru jadi tren. Karena ketidaktahuan, ketidakcermatan, dan juga ketidakpedulian terhadap bahasa itu sendiri.

“Padahal konsep bahasa yang baik dan benar akan mendukung keterampilan komunikasi kita,” kata Dirga.

Keterampilan komunikasi yang dimaksud, lanjut dia, adalah kita dapat mengenali kebutuhan informasi, mengatur informasi secara logis dan lengkap, menyampaikan ide secara persuasif, menyimak secara aktif, dan berkomunikasi dengan berbagai kalangan.

“Dengan terampil komunikasi kita pun dapat memanfaatkan teknologi informasi secara efektif dan efisien. Lagi pula, dengan makin terampil, kita bisa menggunakan bahasa berstandar tinggi, juga bisa bersikap santun dan etis,” ujar Dirga.

BACA JUGA:   Banyak Beredar Berita Palsu, Begini Ciri-Cirinya

Menurutnya, pengguna bahasa yang baik, juga lebih cenderung bisa mengelola waktu dan sumber daya secara efisien serta bisa terdukung lebih berpikir kritis. “Artinya, berbahasa di ruang digital juga harus baik sesuai dengan situasi komunikasi. Bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa baku, baik tertulis maupun lisan.”

Dirga mengatakan, pemahaman seseorang atas keterampilan bahasa baik dan benar, khususnya dalam ruang digital, menjadi satu ciri kuatnya literasi digital yang dimiliki. Merujuk kepada UNESCO literasi digital dipergunakan sebagai upaya untuk memahami perangkat teknologi komunikasi dan informasi.

“Artinya dalam hal ini berupa literasi teknologi informasi komunikasi yang berfokus pada kamampuan teknis yang sifatnya untuk mengembangkan kemampuan komunikasi berbasis digital,” kata dia.

Dirga juga menuturkan, ketika penggunaan bahasa baik dan benar teraplikasikan di ruang digital maka tercapai satu etika demi kebaikan bersama dan meningkatkan kualitas kemanusiaan. 

BACA JUGA:   Tips Melindungi Anak dari Paparan Pornografi

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).