Jangan Sampai Teknologi Menjadi Bumerang

Saturday, 20 November 21 Venue

Orangtua zaman now, menurut drh. Albiruni Haryo, Dokter Hewan & Owner Satwa Sehat, memiliki tantangan lebih berat ketika membesarkan anak-anaknya di tengah gempuran pertumbuhan teknologi informasi. Menurutnya, tidak banyak orangtua yang sadar, pemberian gawai dan akses internet kepada anak menimbulkan permasalahan sendiri.

“Jika orangtua kurang waspada, perkembangan teknologi justru menjadi bumerang baginya,” ujar dia dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Jumat (19/11/2021).

Albiruni meminta kepada orangtua harus proaktif saat anak-anak menggunakan smartphone. “Orangtua juga mesti memahami dan mengikuti perkembangan internet agar sang anak dapat menjadikan orangtuanya sebagai sumber konfirmasi pertama saat anak menerima informasi dari internet.”

BACA JUGA:   Cara Mendeteksi Artikel Hoaks

Menurut dia, terdapat enam tantangan orangtua di era digital ini, antara lain:

  • Kemudahan akses internet. Akses Wi-fi gratis di mana-mana dan kuota internet yang harganya semakin menurun membuat akses internet menjadi lebih mudah. Orangtua harus lebih aktif mengawasi apa saja yang diakses oleh anak di internet untuk melindungi anak-anak dari ancaman siber.
  • Bebas terkoneksi tanpa aturan. Kebebasan anak dalam mengakses internet haruslah dibatasi dengan penggunaan tertentu. Misal, tentukan berapa jam dalam sehari anak bisa mengakses internet.
  • Anak lebih pintar dari orangtuanya. Sebagai digital native (seorang individu yang lahir setelah adopsi teknologi digital) membuat anak lebih mudah menguasai teknologi digital dibandingkan orangtuanya. Namun, bukan berarti mereka lebih paham akan semua yang mereka akses melalui internet.
  • Informasi di internet bisa datang dari mana saja dan dari siapa saja. Untuk itu orangtua diminta untuk kritis anak ketika mem-posting atau mengakses suatu informasi.
  • Anak ingin kebebasan. Akibat dari penerimaan informasi yang beragam dan bebas dari internet, membuat anak ingin kebebasan yang lebih untuk lebih mengeksplorasi pengalaman hidupnya.
  • Belum paham risiko. Selain dampak positif, tentu penggunaan internet juga memiliki dampak negatif. Sayangnya masih banyak anak yang belum paham dan menyadari risiko dari penggunaan internet.
BACA JUGA:   Lima Area Keahlian Digital

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).