Semenjak memasuki masa Pandemi Covid-19 seluruh kegiatan dibatasi, ruang lingkup yang tadinya meluas mengalami penyempitan yang drastis. Meskipun berbagai macam kegiatan terbatas, namun kreativitas para seniman dan budayawan tidak habis terkikis.
“Pandemi Covid-19 memberikan dampak besar bagi hampir semua profesi termasuk para pekerja seni khususnya seni pertunjukan,” kata Lucia Palupi, Professional Singer & Director of @odydivecenter, dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kota Blitar, Jawa Timur, Senin (16/8/2021).
Budayawan dan pelaku industi seni, kata dia, didorong untuk tetap berkarya di tengah wabah Covid-19 melalui sistem dalam jaringan atau daring. “Ini adalah masa sulit bagi para seniman yang mengandalkan masyarakat sebagai penikmat seni dalam bentuk pementasan.”
Area ruang publik yang menjadi sandaran utama ruang berekspresi mereka saat ini, lanjut dia, ditutup sampai waktu yang belum ditentukan. “Pertunjukan daring yang dapat disaksikan secara langsung atau tunda ini, selain diisi berbagai kegiatan seni juga memberikan pengetahuan mengenai banyak cabang seni, seperti tari, melukis, bermusik hingga cara memproduksi film,” ujarnya.
Lucia mengatakan, masa pandemi membuat seniman pertunjukan harus berkompromi jika tidak ingin hancur. Mengubah medium ruang pentas tersebut menjadi daring (online) jelas membuat seniman pertunjukan harus dan rela melakukan coding kembali akan daya artistiknya terhadap ciptaannya agar sesuai dengan atmosfir online.
“Unsur estetika pun akhirnya terkoreksi tajam. Alhasil kualitas karya rentan berubah derajatnya. Jarak penonton dan seniman pertunjukan yang harus dikalkulasi cermat jelas terpisahkan oleh sekat layar digital layaknya pada gawai, laptop, dan televisi. Tantangan yang muncul kemudian ialah ketercukupan akses data internet agar tampilan tidak malah tersendat atau tetap dapat diakses hingga akhir pertunjukan demi tersampaikannya pesan,” tuturnya.
Migrasi besar-besaran dari dimensi luring (offline) menuju online dalam konteks live show pada berbagai lini seni petunjukan terasa berat. Dimensi lain yang menarik diperhatikan ialah product knowledge sang seniman dalam memainkan sistem online beserta perilaku penonton penikmatnya.
“Tontonan seni pertunjukan jelas lebih terasa murni dan menyentuh ketika dilihat langsung menampilkan sudut pandang luas. Kini dipaksa mengecil sehingga berpotensi membuat penonton kehilangan hasrat menikmati pertunjukan,” ujar dia.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0