Kecanduan Medsos, Begini Gejalanya

Wednesday, 06 October 21 Venue

Ada berbagai alasan kenapa banyak orang bermain media sosial (medsos). Mulai dari mempermudah silaturahim dengan orang yang dicintai, menonton video, melihat gambar, atau sekadar menghabiskan waktu untuk menggali informasi atau menekuni hobi.

“Meski memberikan banyak manfaat, penggunaan medsos setiap hari juga bisa memberikan dampak negatif, contohnya adalah kecanduan,” ujar Ervita, Sosial Media Specialist PT Pos Indonesia dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Selasa (05/10/2021).

Seperti kecanduan obat-obatan terlarang, lanjut Ervita, menggunakan berbagai aplikasi terkini dapat memengaruhi otak, sehingga menggunakannya secara kompulsif dan berlebihan. “Kebiasaan ini bisa mengganggu aktivitas harian, karena Anda terus menyibukkan diri untuk bermain media sosial,” ujar dia.

Bermain media sosial favorit bisa merangsang produksi dopamin di otak meningkat. Dopamin adalah hormon yang berkaitan dengan rasa senang. Ketika tubuh merespons lebih banyak dopamin, otomatis otak akan menganggap bahwa aktivitas bermain medsos adalah kegiatan yang bermanfaat dan perlu diulangi.

BACA JUGA:   Menangkal Dampak Negatif Internet

Namun, menurut Ervita perasaan positif yang dialami dalam menggunakan media sosial hanya bersifat sementara. “Jika Anda terus mengulanginya, tentu bisa memicu ketagihan. Hal inilah yang bisa membuat seseorang jadi kecanduan dengan media sosial,” kata dia.

Menurut dia, terdapat tanda dan gejala kecanduan terhadap penggunaan media sosial, di antaranya:

  • Bangun tidur, cek medsos

Hampir setiap pecandu media sosial akan memulai rutinitas sehari-hari mereka dengan mengecek ponsel untuk melihat apa saja yang terlewatkan di Facebook, Twitter, Instagram selama pulas tidur malam. Ponsel juga menjadi hal terakhir dimatikan sebelum tidur. Bahkan, membuat jam tidur terganggu karena terus ketagihan berselancar di media sosial.

  • Online di mana pun dan kapan pun

Tanda kecanduan media sosial lain yang perlu diperhatikan adalah selalu online di mana pun dan kapan pun. Bukan hanya sedang berlibur, saat menyebrang jalan, atau berada di dalam toilet sekalipun, selalu terhubung ke media sosial. “Anda tidak pernah merasa bosan seharian memegang ponsel demi scroll timeline dan menonton video viral yang tak berujung, atau memeriksa ratusan gambar liburan teman maupun artis yang Anda idolakan. Tidak peduli apa yang Anda lakukan saat bermain media sosial, Anda akan menemukan tempat dan cara untuk tenggelam dalam medsos,” kata Ervita.

  • Terdorong mengunggah selfie dan status demi mengundang likes

Tekanan besar untuk memastikan mendapatkan foto yang sempurna untuk diunggah di Instagram adalah sesuatu yang umumnya dialami oleh orang yang kecanduan media sosial. Pengidap kecanduan ini ingin membuat iri hati para followers-nya, sehingga harus mengunggah gambar yang sempurna tanpa cela. “Prosesnya bisa merepotkan dan menjengkelkan, tapi tampaknya Anda tak peduli dengan konsekuensi itu,” kata Ervita.

  • Tak ada internet, hidup jadi nelangsa
BACA JUGA:   Jangan Posting Hal Ini di Media Sosial

Sesekali hal buruk bisa terjadi, contohnya ketika berada di situasi yang tidak ada internet/Wi-fi. Perasaan cemas dan gelisah akan menggeluti karena merasa tidak mampu menelusuri timeline demi mencari tahu aktivitas dan status dari teman-teman dan keluarga.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

BACA JUGA:   Manfaatkan Kekuatan Medsos Untuk Personal Branding

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).