Masyarakat perlu waspada dengan situasi yang terjadi di lingkungan terdekat, khususnya jika ada perubahan sikap dari warga tertentu. Sikap waspada tersebut merupakan bagian dari mencegah radikalisme.
“Seperti membatasi pergaulan secara sepihak, tidak mau beribadah dengan kawan lain, mudah mengkafirkan orang yang tidak sepaham, tidak mengakui negara, dan mendukung khalifah,” ujar Naghfir, Dosen UIN Malang & Praktiti Hukum, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Senin (22/11/2021).
Menurutnya, masyarakat perlu memiliki kepekaan untuk bisa mencegah dan mendeteksi dini terhadap tumbuhnya paham-paham radikal, khususnya di ranah media sosial. Sebab, dalam beberapa tahun terakhir, paham penyebaran ideologi radikalisme bahkan hingga perekrutan anggota kelompok teroris, dilakukan lewat media sosial.
“Penyedia platform media sosial seperti Facebook, YouTube, WhatsApp, dan TikTok harus ikut bertanggung jawab akan terjadinya radikalisme di media sosial. Apalagi masalah terorisme ini termasuk extraordinary crime,” ujar Naghfir. Partisipasi masyarakat, kata dia, menjadi elemen penting untuk membendung paham radikal.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, internet dapat bermanfaat dalam menumbuhkan ekonomi. Meski begitu, internet juga memiliki dampak negatif yang harus diwaspadai. Antara lain meluasnya konten negatif yang dapat memicu konflik. Perkembangan teknologi juga menimbulkan berbagai kejahatan di ruang digital seperti penipuan hingga eksploitasi seksual anak.
Jokowi meminta agar literasi digital nasional dapat meningkatkan konten positif di ruang digital. Sehingga perkembangan teknologi digital dapat dimanfaatkan dengan lebih maksimal.
“Saya harap gerakan ini menggelinding dan terus membesar bisa mendorong berbagai inisiatif di tempat lain melakukan kerja-kerja konkrit di tengah masyarakat agar semakin cakap memanfaatkan internet untuk kegiatan edukatif dan produktif,” kata dia saat membuka program literasi digital nasional, belum lama ini.
Kegiatan literasi digital, kata Jokowi, tak cukup hanya dilakukan oleh pemerintah. Masyarakat diharapkan dapat berperan aktif dalam mendorong literasi digital tersebut.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0