Memanfaatkan Medsos Harus Seimbang

Wednesday, 28 July 21 Venue

Banyak orang belum memahami kekuatan media sosial (medsos) untuk melampaui komunikasi interpersonal, tatap muka, yang biasa dilakukan manusia. Medsos secara instan dalam beberapa kasus bisa menjangkau jutaan orang dalam sekali waktu. Medsos bahkan bisa memprovokasi perilaku.

“Kita bahkan seringkali tidak tahu siapa yang mungkin membacanya dan bagaimana itu mempengaruhi mereka,” kata Khotibul Umam, Bidang Kemitraan dan Legal Relawan TIK Tulungagung, dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa (27/7/2021).

Menurut dia, ketika berkomentar tidak bijak atau merendahkan via medsos secara liar dapat membuat masalah yang sudah serius bertambah parah. Medsos, lanjutnya, sebagai wadah komunikasi akhir-akhir ini sering digunakan tidak sesuai tempatnya. Banyak warganet yang cenderung melakukan hate speech atau ujaran kebencian menggunakan akun palsu.

BACA JUGA:   Perkembangan Masyarakat Digital Munculkan Ragam Risiko Baru

“Kayak Instagram untuk mem-bully orang yang secara fisik tidak sempurna. Mem-bully artis dengan fake account tanpa menunjukkan identitasnya,” ujar Khotibul.

Sebagai pengguna medsos yang baik, menurut dia, tidak sepantasnya seperti itu. Pengguna yang baik, harus bisa membedakan dunia nyata dengan dunia maya.

“Jangan sampai kita berkomentar denga bahasa yang kasar dan mengarah ke bullying. Karena saat kita berkomentar, itu akan menunjukkan sifat kita ketika dilihat oleh orang lain atau pengguna lain,” kata dia.

BACA JUGA:   Memulai Bisnis Online, Ini Tipsnya

Bagi Khotibul, memanfaatkan medsos susah-susah gampang. Jika tidak berhati-hati dalam berkomentar, sanksi atau pasal yang mengikat akan menjerat pengguna yang bersangkutan.

“Apalagi sekarang ada Undang-undang ITE yang mengatur secara sistemik. Database juga akan gampang dilacak oleh aparat meskipun kita menggunakan akun palsu.”

Dia mengajak warganet untuk seimbang dalam memanfaatkan media sosial. Baik di kehidupan nyata maupun di dunia maya. Milenial harus bijak dalam memanfaatkan media sosial. “Harus jadi diri sendiri ketika menggunakan medsos. Sesuai porsi yang sepantasnya dan sesuai kapasitas kita,” katanya.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

BACA JUGA:   Enam Modal Mencari Pekerjaan Di Era Digital

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).