Membangun Image dengan Personality dan Karakter

Monday, 18 October 21 Venue
Wisatawan Milenial

Kita harus dapat membangun image. Tetapi, menurut Golda Siregar, certified behavior consultant, jangan hanya fokus dengan membangun personality, fokus juga untuk membangun karakter.

“Artinya karakter dengan tempramen jauh lebih besar 95% dan ini yang sangat mempengaruhi budaya kita dalam bermasyarakat,” kata dia dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (16/10/2021).

Golda mengatakan, dapat dikatakan personality bangsa Indonesia sebelum pandemi, sopan, ramah, gotong royong. Sementara karakter itu ialah respon kita ketika tertekan, juga respon saat kita sedang ditinggikan.

“Menarik saat pandemi dan digitalisasi sekarang ini, kita stres, marah, pusing, sedih tapi bisa senang lagi karena handphone. Ketika seseorang tidak bisa mengungkapkan perasaan ke orangnya akhirnya pelampiasannya ke media digital membuat status menyindir membuktikan sedang marah atau kesal,” ujar dia.

BACA JUGA:   Cara Konten Medsos Menjangkau Audiens

Biasanya, lanjut dia, artis yang sering jadi pelampiasan emosi. Meskipun tidak pernah bertemu tapi dibombardir penuh emosi. “Dengan adanya perubahan budaya baru, budaya digital ini jangan sampai membuat kita bablas. Kita tidak memegang lagi identitas sebagai bangsa Indonesia,” kata Golda.

Golda juga menjelaskan soal kompetensi dasar untuk menghadapi transformasi digital. Pertama, paham teknologi atau melek teknologi seseorang harus mau belajar cari tahu bagaimana caranya pakai mobile banking dan lainnya. “Agar ketika dompet tertinggal atau tidak ada uang cash kita masih tetap aman,” kata dia.

Kedua fleksibilitas, menurutnya ni penting di tengah pandemi fleksibel dengan orang, jangan kaku banget terhadap situasi. Ketiga kolaborasi dan bekerjasama, Golda menuturkan, saat temannya di PHK, suaminya koki pesiar turun kapal dan tidak berangkat lagi. Suami istri kehilangan mata pencarian dengan dua anak yang masih kecil-kecil harus sekolah. Mereka hanya bisa masak.

BACA JUGA:   Tiga Kunci Berinvestasi Online Dengan Aman

“Kami teman-teman bantu beli, bantu promosiin, ada satu teman fotografi membantu juga untuk foto makanan. Ada yang membantu kerjasama sama go food akhirnya mereka online food. Pokoknya tahun 2020 resign, tahun 2021 pegang catering untuk hajatan. The power of collaboration, jadi berkolaborasilah agar dapat sama-sama sukses,” lanjutnya.

Keempat komunikasi, komunikasi ini penting di era saat ini. Golda menyebut, jangan jadi orang yang ghosting, tiba-tiba hilang, di WA tidak dibales, ditelepon tidak diangkat karena di rumah saja susah dihubungin.

“Ayo kita sama-sama jadi orang yang yang mudah berkomunikasi karena komunikasi yang berantakan bisa menyebabkan kekacauan. Perubahan selalu dimulai dari diri sendiri, agar kita siap dengan transformasi digital menjadi masyarakat cakap digital,” kata dia.

BACA JUGA:   Informasi di Internet, Cek Dahulu Sebelum Sebar

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).