Edukasi Orang Tua Untuk Mengontrol Kegiatan Digital Anak-Anak

Monday, 07 June 21 Venue

Hasil penelitian dari Tim Trust and Safety Research dari Google menunjukkan bahwa 51 persen orang tua dari anak yang bersekolah dari rumah selama pandemi merasakan kekhawatiran yang meningkat mengenai keamanan online. Ada tiga kekhawatiran terbesar orang tua saat ini, yaitu keamanan informasi anak, interaksi anak di ruang maya, dan konten yang dikonsumsi oleh anak di ruang maya.

Elly Nurul, orang tua dan Ketua Kumpulan Emak Blogger, mengatakan, hampir setiap anak-anak sekarang memiliki akses ke perangkat yang terhubung ke internet sehingga ada kemungkinan mereka akan menemukan konten yang tidak pantas atau berisiko memiliki ancaman daring, seperti modus grooming ataupun pencurian identitas.

“Orang tua cukup menyadari bahwa percakapan dan nasihat mungkin tidak selalu cukup untuk memastikan anak-anak mereka menghargai risiko potensial dari menjelajah internet. Banyak orang tua juga bahkan menggunakan aplikasi untuk mengontrol konten dan penetapan waktu yang dihabiskan di perangkat,” ujar Elly.

BACA JUGA:   Sharenting, Kelebihan dan Kekurangannya

Karena itu, Elly mendorong para orang tua untuk menempatkan asumsi apa pun yang mereka miliki tentang kebiasaan online anak-anak mereka pada sudut pandang tepat, berdialog terbuka dengan anak-anak mereka tentang perlunya mengontrol kegiatan digital dan keamanan internet. Pasalnya, konten berbahaya adalah salah satu hal yang sangat mungkin mereka temukan saat menjelajah dunia maya.

Soni Mongan, konten kreator, menjelaskan, dalam memanfaatkan dunia digital, masyarakat harus meningkatkan digital skill dalam mengetahui perangkat keras dan peranti lunak teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta sistem operasi digital.

BACA JUGA:   HUB.ID Dorong Pertumbuhan Startup Digital

“Hal itu dilakukan agar kita memiliki kemampuan untuk mengakses, mencari, menyaring, dan memanfaatkan setiap data dan informasi sehingga memudahkan kita untuk melakukan hal yang dulu sulit dilakukan, serta menjadi sumber mata pencarian dan membantu meningkatkan usaha,” ujar Soni.

Kalau sudah memiliki digital skill, masyarakat bisa memanfaatkannya untuk menjalankan usaha dengan membuat konten untuk promosi. Kontennya tidak perlu mahal ataupun mewah, cukup yang sederhana saja asalkan menarik.

“Contohnya dengan menu kuliner cilok pedas yang harganya lumayan murah, tapi kalau dibuat konten dan foto yang menarik maka masyarakat pasti akan membeli,” ujar Soni.

Acara Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital wilayah Kediri, Jawa Timur, 4 Juni 2021, diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi ini juga menghadirkan pembicara lain seperti Moch. Latief dengan tema pembahasan seputar asyik berselancar tanpa lupa etika digital, dan Laviane Jacklien H. Lotulung dengan pembahasan seputar membumikan Pancasila melalui media digital.

BACA JUGA:   Membangun Literasi Digital Dalam Bidang Pendidikan

Ada empat pilar digital yang diusung dalam rangkaian ratusan webinar ini, yaitu digital skill, digital safety, digital ethics, dan digital culture.